Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Tepat 7 Februari, Perjanjian Maastricht ditandatangani pada tahun 1992 di kota Maastricht Belanda, dan berdampak besar dalam integrasi Eropa yang kemudian berwujud dalam Uni Eropa. Dalam 30 tahun sejak penandatanganan perjanjian, penyatuan masyarakat Benua Biru itu telah tumbuh pada ukuran, ruang lingkup, dan kemampuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika para pemimpin Eropa berkumpul di Maastricht untuk menyelesaikan perjanjian baru, menurut laman consilium, mereka masing-masing membawa keprihatinan nasional mereka ke meja perundingan. Pergerakan menuju kerjasama Eropa dan peningkatan integrasi yang dimulai pada 1950-an telah melambat pada 1970-an, dengan ekonomi Eropa dilanda inflasi dan pengangguran.
Asal Usul Maastricht
Pembangkak dan gerakan protes – seperti Solidaritas di Polandia atau demonstrasi Lilin di Cekoslowakia mulai menarik dukungan publik yang meningkat. Dengan perubahan di Moskow, Eropa Timur dan Tengah terlihat jelas bahwa struktur kekuasaan sedang bergeser.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang Jerman yang tinggal di Jerman Timur, di bawah pemerintahan komunis, menuntut akses tanpa hambatan ke Jerman Barat yang demokratis. Pada November 1989, Tembok Berlin, divisi fisik di jantung Eropa runtuh.
Runtuhnya tembok, dan keinginan Jerman untuk reunifikasi, menimbulkan pertanyaan tentang masa depan Eropa. Hanya dalam beberapa bulan Jerman akan dipersatukan kembali, sebuah pencapaian politik yang besar.
Pada saat yang sama, tatanan lain sedang dibuat, karena Terowongan Channel selesai dan Inggris Raya secara fisik bergabung dengan benua itu. Dengan latar belakang perubahan ini, dan pergolakan yang lebih luas di seluruh dunia, para pemimpin dari 12 negara di Komunitas Eropa berkumpul di Maastricht untuk menyelesaikan persoalan ini.
Perjanjian Maastricht dalam investopedia, menghasilkan kerja sama yang lebih besar antara 12 negara anggota, yang menandatangani perjanjian tersebut dengan mempromosikan kewarganegaraan yang bersatu, bersama dengan ekonomi, sosial, dan kemajuan bersama. Perjanjian itu juga meletakkan dasar bagi mata uang tunggal, euro. Traktat tentang Uni Eropa, traktat tersebut mulai berlaku pada 1 November 1993.
Tujuan Perjanjian Maastricht
Tujuan dari perjanjian itu untuk meningkatkan kerja sama dengan membentuk kewarganegaraan umum Eropa untuk memungkinkan penduduk berpindah, tinggal, dan bekerja dengan bebas di antara negara-negara anggota.
Hal itu juga menciptakan ekonomi bersama, kebijakan luar negara, dan sistem kebijaksanaan keamanan. Negara-negara anggota juga sepakat untuk bekerja sama dalam urusan keamanan dan hukum.
Perjanjian tersebut menetapkan garis waktu untuk pembentukan dan implementasi Uni Ekonomi dan Moneter Eropa (EMU). EMU akan memasukkan serikat ekonomi dan moneter bersama, sistem bank sentral, dan mata uang bersama.
Bank Sentral Eropa pada tahun 1998 setelah tingkat konversi akhir tahun antara mata uang negara-negara anggota ditetapkan, awal dari penciptaan euro, yang mulai pada tahun 2002. Itu juga memperkenalkan kriteria yang harus dipenuhi negara, apabila mereka ingin bergabung dengan Uni Eropa, yang sekaligus menjadi langkah untuk memastikan negara-negara yang bergabung dengan euro stabil dalam inflasi, tingkat utang publik, suku bunga, dan nilai tukar.
BALQIS PRIMASARI
Pilihan editor : Uni Eropa Legalkan Serangga Sebagai Bahan Pangan, Qatar: Haram
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.