Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa pada Rabu, 20 Juli 2022, mengumumkan akan melonggarkan sanksi-sanksi ke Moskow agar bisa mengizinkan pencairan uang dari bank-bank top di Rusia. Pelonggaran ini dharapkan bisa mengendurkan kemacetan dalam perdagangan global untuk makanan dan pupuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan itu diambil Uni Eropa setelah dikritik oleh para pemimpin dari Afrika karena sanksi sektor perdagangan telah berdampak negatif. Sanksi telah memperburuk kekurangan bahan makanan akibat invasi Rusia ke Ukraina dan blokade pelabuhan – pelabuhan di Laut Hitam.
Di bawah regulasi yang baru, maka negara-negara anggota Uni Eropa bisa mencairkan sumber-sumber ekonomi yang sebelumnya diblokade karena di milik oleh Rusia dan bank asal negara itu, seperti Sovcombank, Novikombank, Otkritie FC Bank, VEB, Promsvyazbank dan Bank Rossiya.
Sumber di Uni Eropa mengatakan di bawah sanksi – sanksi baru yang akan diadopsi pada Rabu, 20 Juli 2022, Sberbank sebenarnya akan menjadi incaran pembekuan aset-asetnya, kecuali untuk sumber daya yang dibutuhkan bagi perdagangan bahan makanan. Sberbank adalah bank terbesar di Rusia.
“Uang bisa dicairkan setelah diketahui bahwa dana tersebut akan digunakan untuk membeli barang penting, impor atau untuk transportasi bahan pertanian dan produk-produk makanan, termasuk gandum dan pupuk,” demikian bunyi dokumen Uni Eropa.
Di bawah sejumlah sanksi yang sudah direvisi, Uni Eropa juga berencana memfasilitasi ekspor makanan dari sejumlah pelabuhan di Rusia, yang perdagangannya terhenti setelah sanksi dari Uni Eropa, kendati ada kebijakan yang secara eksplisit memberikan pengecualian untuk ekspor bahan makanan. Uni Eropa sejauh ini menyangkal sanksi-sanksi yang dijatuhkan mereka telah berdampak pada perdagangan bahan makanan.
Uni Eropa bersama Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain memberlakukan sejumlah sanksi pada Rusia setelah menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. Rusia menyebut tindakan yang dilakukannya di Ukraina adalah operasi militer khusus dan denazifikasi Ukraina. Kyiv dan negara-negara Barat menyebut Moskow telah melancarkan perang yang tidak beralasan.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.