Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Media di Inggris Telegraph mewartakan kalau Pemerintah Inggris sudah menyusun sebuah rencana darurat. Di antara rencana itu adalah warga negara Inggris akan diminta mematikan lampu dan thermostat untuk menghindari listrik padam pada saat musim dingin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rencana itu akan diberlakukan jika terjadi kekurangan pasokan gas atau listrik, di mana masyarakat akan diminta untuk mengurangi penggunaan energi. Menurut dokumen yang dilihat oleh Telegraph, jika skenario seperti itu terjadi, maka Pemerintah Inggris akan menyampaikan pengumuman ini (harus hemat energi) lewat radio, TV, media sosial, poster dan selebaran untuk meminta masyarakat Inggris agar mengurangi penggunaan listrik dan gas mereka.
UK National Grid, BUMN asal Inggris bidang gas dan energi, melaporkan telah dilakukan serangkaian rapat dalam beberapa hari terakhir dengan perwakilan industri-industri bidang energi, untuk meminta bantuan mereka supaya skenario terburuk soal listrik padam atau benar-benar mati lampu total. Inggris juga meminta perusahaan-perusahaan energi tersebut agar menggunakan lebih sedikit daya.
“Pertama, mereka (UK National Grid) ingin melakukan sebuah kampanye informasi publik karena setidaknya itu opsi yang paling murah. Jelas ada sebuah kenaikan risiko keamanan untuk suplai (energi) selama musim dingin,” kata Arjan Geveke, Direktur Energy Intensive Users Group.
Menurut konsultan bidang energi Cornwall Insight, harga energi dan biaya hidup di Inggris terus merangkak naik, dengan biaya pengeluaran rumah tangga per tahun pada musim dingin ini bisa lebih dari GPB 3.300 (Rp 59 juta) pada musim dingin ini.
UK National Grid sudah meminta pada para suplier listrik agar mencari sejumlah membantu rumah tangga-rumah tangga di Inggris dalam kondisi ini, khususnya saat waktu puncak tingginya penggunaan listrik. Contohnya saat kecepatan angin cukup kencang dan pengurangan daya pada suatu waktu.
Perusahaan – perusahaan bidang energi seperti British Gas and Shell mengatakan mereka tidak akan secara ketat mengikuti rencana tahun ini.
Harga energi mengalami kenaikan di tengah sanksi-sanksi ke Rusia terkait konflik Ukraina. Uni Eropa sedang mengembangkan sejumlah rencana untuk mengatasi krisis energi.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Komisi Eropa menyarankan agar semua anggota Uni Eropa memangkas konsumsi gas alam mereka sampai 15 persen mulai September 2022 sampai Maret 2023. Komisi Eropa menyebut ada waswas kalau cadangan gas tidak akan cukup untuk musim dingin mendatang, jika Rusia memutuskan memangkas suplai ke seluruh benua Eropa.
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.