MALAM belum larut -- baru sekitar pukul 10. Stanle. ibukota
Kepulauan Falkland, sudah sepi. Hanya bar yang masih buka.
Cuaca musim gugur membua warga kota --- jumlahnya cuma 1.000 --
enggan ke luar rumah. Tak terlihat tanda-tanda negeri itu sedang
diintai.
Tiba-tiba: dor! Dua batalyon pasukan gabungan Argentina bergerak
dari Comodoro Rivadavia dan Rio Gallegos. Mereka membakar
Stanley dengan api mesiu. Tempo 15 menit kota itu jatuh. Delapan
puluh marinir Inggris yang bertugas di sana menyerah ke tangan
musuh setelah baku tembak. Peristiwa 1 April itu meminta korban
tiga nyawa - semuanya pasukan penyerang. Malam itu juga seluruh
Kepulauan Falkland, luasnya 12.000 km2, dikuasai Argentina.
Di Buenos Aires, berita operasi militer itu, disambut meriah
oleh rakyat. Anggur dan sampanye tak hanya mengguyur tenggorokan
di istana Presiden Leopoldo Galtieri, tapi juga di rumah kelompok
oposisi, dan penduduk. Luapan kegembiraan ini mengingatkan orang
pada sukses kesebelasan Argentina di final Piala Dunia 1978.
Gagal
Di London, Perdana Menteri Margaret Tatcher meminta parlemen
melakukan sidang darurat. Sejak krisis Terusan Suez 1956, baru
Sabtu lalu parlemen Inggris bersidang di akhir pekan.
PM Tatcher seusai sidang mengatakan pemerintah Inggris akan
menempuh cara damai untuk membereskan masa depan Kepulauan
Falkland itu. Jika upaya ini gagal, katanya, perang juga mau.
"Kepulauan Falkland harus kembali ke pangkuan Inggris."
Tampaknya Inggris bertekad memulihkan kedaulatan di Kepulauan
Falkland dengan jalan unjuk kekuatan Senin siang, kapal induk
HMS Hermes, yang dikawal oleh 40 kapal perang, telah bertolak
menuju koloni yang terletak 12. 000 km dari Inggris itu. Dalam
satuan armada tersebut ikut serta Pangeran Andrew, putra ketiga
Ratu Elizabeth, yang menjadi pilot helikopter di kapal MS
Invicible.
Pengiriman armada ini merupakan operasi militer Inggris terbesar
selama 26 tahun terakhir. Satuan itu juga mengikutsertakan 1.000
marinir -- langsung diambil di Gibraltar. Kapal-kapal perang
Inggris ini akan sampai di Kepulauan Falkland setelah dua minggu
berlayar.
Menteri Pertahanan John Nott dalam wawancara televisi, akhir
pekan lampau, menolak menyebut unjuk kekuatan ini sebagai
pernyataan perang terhadap Argentina. Ia menamakannya sebagai
usaha bela diri. Nott berpegang pada undang-undang Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) pasal 51 memberi kebebasan kepada setiap
negara mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk
mempertahankan kedaulatan wilayahnya.
Kepulauan Falkland diketemukan oleh pelaut Inggris ohn Davis
tahun 1592. Namanya diambil dari Viscount Falkland, seorang
perwira angkatan laut. Letak Kepulauan Falkland, terdiri dari
dua pulau besar dan 200 pulau kecil, sangat strategis: 500 km
dari Selat Magellan yang menjadi lintas pelayaran di selatan
Amerika. Tahun 1765, Kepulauan Falkland resmi diduduki Inggris.
Pendudukan Inggris mula-mula ditentang Spanyol, tapi kemudian
mereka terima dan akui. Tahun 1774, Inggris meninggalkan
Kepulauan Falkland. Alasannya tidak disebutkan. Inggris kembali
lagi ke sana tahun 1883, dan bertahan sampai pasukan gabungan
Argentina mengusir mereka -- pekan lampau.
Argentina juga punya versi tentang Kepulauan Falkland -- dalam
bahasa Spanyol disebut Las Islas Malvinas. Gugusan pulau itu
ditemukan oleh Esteban Gomez atau Duarte Barbosa di tahun 1520.
Kedua pelaut ini adalah anggota tim ekspedisi Magellan. Menurut
Perjanjian Tordesillas tahun 1494, antara Spanyol dan Portugal,
Kepulauan Falkland merupakan protektorat Spanyol. Atas dasar
inilah Argentina melakukan penuntutan hak.
Saling tuntut antara Inggris dan Argentina sudah berlangsung
selama 150 tahun. Tapi Inggris selalu menang. Bentrokan terbuka
baru terjadi tahun 1976 -- ketika kapal perusak Argentina
menembaki kapal Inggris di perairan Kepulauan Falkland yang
dipersengketakan itu. Akibat insiden ini hubungan diplomatik
kedua negara terputus. Inggris dan Argentina baru berbaikan lagi
dua tahun lalu.
Menghianati
Pengiriman kapal induk HMS Hermes ke Kepulauan Falkland, menurut
Argentina, merupakan gertak samhal saja. "Inggris tak mungkin
mengobarkan kembali perang kolonial pada tahun-tahun akhir abad
ke-20," kata juru bicara angkatan darat. Ia optimistis semua
negara akan berpihak pada Argentina.
Argentina, satu hari setelah pendudukan, telah mengangkat
Jenderal Benyamin Menendez sebagai gubernur di Kepulauan
Falkland. Sekitar 1.800 orang penghuni gugusan pulau itu,
semuanya warganegara Inggris, telah diterbangkan ke Montevideo
-- ibukota Uruguay. "Kami akan mempertahankan Kepulauan Malvinas
dengan segala pengorbanan," ujar Menendez.
Invasi Argentina ini telah dikutuk di mana-mana. Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE) menyebut tindakan itu amat mengkhawatirkan.
Selandia Baru merupakan negara kedua, setelah Inggris, yang
memutuskan hubungan diplomatik dengan Argentina. Presiden AS
Ronald Reagan dilaporkan telah berbicara dengan Presiden Gatieri
selama 25 menit sehari sesudah penyerbuan. Tidak disebutkan apa
yang dibicarakan keduanya, tapi Amerika Serikat belum mengutuk
aksi militer itu.
Dewan Keamanan PBB, kurang 24 jam setelah pendudukan Kepulauan
Falkland, telah bersidang di New York. "Saya tak menemukan
kata-kata yang tepat untuk menyatakan kutukan pemerintah Inggris
atas aksi militer Argentina ini," kata Ketua Delegasi Inggris
Sir Anthony Parsons.
Ia dijawab oleh Wakil Argentina Eduardo Roca, yang mengatakan
kepada Dewan Keamanan PBB, bahwa dalam pengambilalihan kekuasaan
di Kepulauan Falkland tidak terjadi sesuatu yang fatal.
Argentina tak lupa mengingatkan bahwa jika Inggris memaklumkan
perang maka negara Amerika Latin lainnya akan membantu mereka.
Argentina memang punya perjanjian militer dengan negeri
tetangganya.
Sementara itu di Inggris, pemerintahan Tatcher telah
diejek-ejek. "Inggris dipaksa menelan kekalahan yang hina ini,"
tulis Daily Mail. Ketua Buruh (oposisi) di parlemen, Michael
Foot, bahkan menuduh PM Tatcher telah mengkhianati rakyat
Kepulauan Falkland. Ada pula suara yang minta Menlu Lord
Carrington dan Nott mengundurkan diri. "Mengundurkan diri pada
saat ini hanya akan menimbulkan persoalan yang lebih besar bagi
Inggris," kata Nott.
Ada yang menduga pendudukan Ke pulauan Falkland oleh Argentina
dikarenakan gugusan ini kaya bahan tambang -- minyak dan
uranium. Ternyata yang diserbu Argentina juga Pulau Georgia
Selatan -- juga kaya bahan mineral dan merupakan koloni Inggris
pula. Di mata Menteri Perindustrian Inggris Patrick Jenkins
penyebabnya tak sekedar menguber bahan tambang. "Mereka punya
persoalan serius di dalam negeri. Hingga perlu pengalihan
perhatian rakyat," kata Jenkins. Dua hari sebelum penyerbuan itu
memang terjadi demonstrasi menentang pemerintah di Buenos Aires
-- dilaporkan 2.000 orang telah ditangkap.
Inggris khawatir aksi militer Argentina ini ditiru oleh negara
lain ke protektorat mereka yang lain seperti Gibraltar, Saint
Helena, dan Solomon. Jadi, bagi Inggris, ini bukan sekedar soal
Kepulauan Falkland.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini