Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Inggris Kaji Ulang Aturan Jarak Fisik 2 Meter Selama New Normal

Menteri Keuangan, Rishi Sunak, menyampaikan bahwa Inggris akan meninjau ulang aturan jarak fisik 2 meter untuk memaksimalkan operasional bisnis

14 Juni 2020 | 16.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kanselir Menteri Keuangan Rishi Sunak berbicara dalam konferensi pers tentang situasi yang sedang berlangsung dengan penyakit virus Corona (COVID-19) di London, Inggris 17 Maret 2020. [Matt Dunham / Pool via REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak, menyampaikan bahwa Inggris akan meninjau ulang aturan jarak fisik 2 meter yang mereka terapkan selama masa new normal. Sunak berkata, peninjauan ulang tersebut berkaitan dengan rencana Pemerintah Inggris menggenjot kembali perekonomian mereka yang kolaps akibat pandemi virus Corona (COVID-19).

"Perdana Menteri Boris Johnson telah menyiapkan pengkajian ulang terhadap aturan jarak fisik 2 meter. Pengkajian ulang ini akan melibatkan peneliti dan ahli ekonomi," ujar Sunak sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Minggu, 14 Juni 2020.

Sunak berkata, jarak fisik 2 meter dikhawatirkan sejumlah pengusaha akan menghalangi mereka untuk bekerja dengan optimal. Apabila usaha tidak mampu bekerja optimal, maka dikhawatirkan perekonomian Inggris juga akan lambat tumbuh.

Adapun jarak fisik 2 meter, kata Sunak, terasa paling membebani untuk pengusaha tempat hiburan dan pub. Dengan jarak fisik tersebut, rata-rata pub hanya bisa terisi sepertiga dari kapasitas totalnya. Jika jarak itu dipangkas, ia berkeyakinan pub bisa terisi 3/4 dari kapasitas asli.

Sunak menambahkan bahwa data terbaru menunjukkan perekonomian Inggris jatuh sebanyak 25 persen sepanjang Maret hingga April. Pemerintah Inggris, kata Sunak, memang mengantisipasi perekonomian yang memburuk namun tidak sampai 25 persen.

"Tapi, kejutan itu saya rasa hanya akan bersifat temporer. Pembukaan kembali retail-retail bisnis pekan ini adalah bagian dari langkah perbaikan ekonomi. Hal itu akan dilanjutkan dengan pembukaan bisnis di sektor hospitality," ujar Sunak mengakhiri,

Hingga berita ini ditulis, Inggris tercatat memiliki 294.375 kasus dan 41.662 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19).

ISTMAN MP | REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus