Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Senin 17 Maret 2025 mengklaim bahwa sejumlah besar negara bersedia menyediakan pasukan perdamaian di Ukraina, jika terjadi kesepakatan damai dengan Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih dari 30 negara diperkirakan akan terlibat dalam apa yang disebut 'koalisi yang bersedia' untuk mendukung Ukraina, kata juru bicara itu seperti dilansir Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kemampuan kontribusi akan bervariasi, tetapi ini akan menjadi kekuatan yang signifikan, dengan sejumlah besar negara menyediakan pasukan," kata juru bicara itu kepada wartawan.
Sebelumnya, seperti dilansir Daily Mail, Starmer mengatakan bahwa pasukan Inggris dapat dikerahkan ke Ukraina sebagai penjaga perdamaian selama bertahun-tahun untuk mengamankan negara itu jika perang dengan Rusia berakhir.
Pejabat senior pemerintah mengatakan bahwa misi tentara Inggris di negara itu di bawah perjanjian gencatan senjata akan terbuka karena kebutuhan untuk mencegah Vladimir Putin melanjutkan pertempuran.
Membahas pengerahan pasukan Inggris, seorang sumber Inggris mengatakan kepada Times: "Ini akan menjadi komitmen jangka panjang, kita berbicara tentang tahun-tahun.
"Selama diperlukan untuk mempertahankan kesepakatan damai dan menghalangi Rusia."
Pernyataan itu dilontarkan Starmer setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa 18 Maret 2025. Adapun pertemuan para kepala militer Eropa akan dihelat di London pada Kamis 20 Maret 2025.
Seruan itu, yang diumumkan oleh utusan khusus AS Steve Witkoff, datang ketika Putin terus menolak proposal yang didukung AS untuk gencatan senjata 30 hari di Ukraina.
Starmer menuduh Putin berusaha untuk 'menunda' gencatan senjata, sementara presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan presiden Rusia "tampaknya tidak tulus mencari perdamaian.
Putin juga kemungkinan akan keberatan dengan kesepakatan apa pun yang melibatkan pasukan Eropa atau NATO yang ditempatkan di Ukraina, meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melihat ini penting untuk mencegah agresi Rusia di masa depan.
Meskipun Zelensky telah menerima gencatan senjata tanpa syarat yang diusulkan AS, Putin mengatakan Ukraina harus setuju untuk melepaskan ambisinya untuk bergabung dengan NATO dan menyerahkan wilayah yang sudah dikuasai Rusia sebelum invasi 2022.
Pada Ahad, Witkoff bersikeras bahwa Putin sedang melakukan 'upaya konstruktif' dan bahwa panggilan yang akan datang dengan Trump menunjukkan ada 'momentum positif'.
Pilihan Editor: Para Menlu G7 Bertemu Bahas Ukraina dan Cina