IRAN melaksanakan pemilunya Jumat pekan ini. Baik Hashemi Rafsanjani, orang terkuat-untuk presiden masa jabatan 4 tahun mendatang, maupun Ali Khamenei, presiden sebelumnya yang kini pengganti Ayatullah Khomeini, sangat prihatin akan keadaan ekonomi negeri yang menguras dana dan konsentrasi hanya untuk perang 8 tahun melawan Irak. Di hari pemilu itu juga akan disahkan perubahan konstitusi, rencana yang sudah lama didukung penuh oleh Hashemi Rafsanjani. Pos perdana menteri, yang memegang kekuasaan eksekutif, dihapuskan. Tanggung jawab itu akan dibebankan pada presiden. Sementara itu, pemimpin eksekutif dan spiritual tak bisa dicampuradukkan. Artinya, pemimpin spiritual tidak mempunyai kekuasaan dalam percaturan pemerintah dengan kabinetnya. Ali Khamenei, yang memang sudah ditunjuk menggantikan kedudukan Ayatullah Khomeini, tentu masih bisa bersuara. Namun dengan sendirinya majelislah yang akan menyuarakannya. Rencana kerja Rafsanjani - sejauh ini ia adalah calon tunggal untuk jabatan presiden - 4 tahun berjalan ini adalah membangun kembali produksi industri yang sudah jatuh bangun. Ia, dengan bantuan Uni oviet, akan menggali sumur minyak di Laut Kaspia. "Sampai sekarang hanya 30 sampai 40 persen perusahaan industri kita yang masih aktif, karena kurang bahan baku, energi, maupun suku cadang," katanya. Kemudian rencananya ia akan meningkatkan dan memperluas sektor pendidikan. Jalur kereta api dan sumber gas bumi yang dianggap sumber alam terbaik akan menolong negeri ini untuk pulih dari merosotnya perekonomian Iran, dan karenanya negeri ini diharapkan akan punya modal. Ada lagi rencana Rafsanjani: memperbaiki hubungan dengan Barat dengan syarat-syarat yang seimbang. Achijar Abbas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini