Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Komisi Eropa untuk memerangi kebencian anti-Muslim, Marion Lalisse, mengatakan bahwa rasisme dan Islamofobia mIeningkat di sejumlah negara di Eropa. “Sejak 7 Oktober (2023), kejahatan kebencian anti-Muslim telah meningkat, misalnya, sebesar 140 persen di Jerman,” kata Marion Lalisse kepada Anadolu selama Forum Diplomasi Antalya di Turki, Sabtu, 12 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2025. Sejak itu perang di Gaza pecah menyusul serangan demi serangan yang dilakukan Israel. Lebih dari 50.000 orang tewas dan Gaza luluh lantak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Anda boleh punya pandangan tentang agama, tentang politik, tetapi Anda tidak boleh menghasut kebencian terhadap sekelompok individu yang merupakan bagian penuh dari Eropa, komponen integral masyarakat," katanya.
Sayangnya, ujar Lalisse, terjadi normalisasi narasi anti-Muslim di Eropa. Narasi yang ada di media dan media sosial, tidak lagi sekadar kata-kata. “Kita perlu memiliki lebih banyak keberagaman di kalangan jurnalis, juga dalam manajemen media, tidak hanya di kalangan jurnalis itu sendiri, tetapi juga di jajaran eksekutif untuk memastikan bahwa ada liputan yang mencerminkan mayoritas Muslim,” ujarnya.
“Jelas tindakan-tindakan tersebut sangat merugikan Eropa dan tidak mencerminkan nilai-nilai kami, nilai-nilai yang menjadi dasar dibangunnya Uni Eropa,” katanya.
Lalisse mengungkapkan kebahagiaannya melihat beberapa negara anggota mengambil tindakan memerangi xenofobia dan rasisme. Ia menyebut Swedia, Denmark, dan Belanda di antaranya.
“Kami gembira melihat mereka (negara-negara ini) menerapkan keputusan kerangka kerja kami dalam memerangi xenofobia dan rasisme, termasuk intoleransi beragama,” ujarnya.
Bulan lalu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB, Antonio Guterres juga mengingatkan bahwa kecenderungan anti-Muslim meningkat di seluruh dunia. Guterres mendesak platform teknologi daring untuk mengekang ujaran kebencian dan pelecehan.
Pesan video Guterres disampaikan menjelang Hari Internasional untuk memerangi Islamofobia. Kelompok hak asasi manusia di seluruh dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mencatat peningkatan Islamofobia, bias anti-Arab, dan antisemitisme. Anti-Muslim meningkat sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas ke Israel.
"Kefanatikan anti-Muslim meningkat secara mengkhawatirkan. Mulai dari diskriminasi rasial dan kebijakan diskriminatif yang melanggar hak asasi manusia dan martabat, hingga kekerasan langsung terhadap individu dan tempat ibadah," kata Guterres. Ia tak menyebutkan negara atau pemerintah tertentu.
"Platform daring harus membatasi ujaran kebencian dan pelecehan. Kita semua harus menentang kefanatikan, xenofobia, dan diskriminasi," katanya.
Pilihan editor: Trump Kirim Utusan Khusus Temui Iran, Bahas Nuklir