Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Israel Berpotensi Adakan Lagi Pemilu Ulang

Hasil penghitungan suara Pemilu Israel menunjukkan tidak ada partai yang mampu mengamankan suara mayoritas

26 Maret 2021 | 07.16 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika dia tiba di ruang sidang dalam persidangan korupsi di Pengadilan Distrik Yerusalem 8 Februari 2021. [Ruben Castro / Pool via REUTERS]
Perbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika dia tiba di ruang sidang dalam persidangan korupsi di Pengadilan Distrik Yerusalem 8 Februari 2021. [Ruben Castro / Pool via REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, - Hasil akhir penghitungan suara pemilihan umum Israel menunjukkan tidak ada partai yang mampu mengamankan suara mayoritas di Knesset atau parlemen. Hal ini membuat Israel berpotensi mengadakan lagi pemilu atau yang kelima kalinya dalam dua tahun terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut penghitungan Komite Pemilihan Pusat Israel, dikutip dari Times Of Israel, Jumat, 26 Maret 2021, koalisi sayap kanan yang mendukung Benjamin Netanyahu total meraih 52 dari 120 kursi Knesset. Rinciannya: Partai Likud (30 kursi), Shas (9 kursi), United Torah Judaism (7 kursi), dan Religious Zionism (6 kursi).

Sementara itu, koalisi potensial para oposisi Netanyahu total meraup 58 kursi. Rinciannya: Partai Yesh Atid (17 kursi), Blue and White (8 kursi), Yamina (7 kursi), Yisrael Beyetnu (7 kursi), Labour (7 kursi), New Hope (6 kursi), dan Meretz (6 kursi).

Adapun dua partai lain, yakni Partai Islam Ra'am (4 kursi) dan Joint List (6 kursi) belum menentukan sikapnya pada dua pihak.

Partai dan koalisi partai di Israel harus memiliki minimal 61 suara agar bisa mengamankan kekuasaan.

Dalam pemilu kali ini partai Ra'am menjadi kunci. Jika Benjamin Netanyahu ingin kembali berkuasa, dia harus bisa merangkul partai Islam itu dan Joint List.

Sayangnya kerja sama antara Ra'am dan partai-partai sayap kanan yang berada di belakang Netanyahu kemungkinan besar sulit terjadi. Meski pemimpin Ra'am, Mansour Abbas, menyatakan tidak menutup pintu bergabung dengan koalisi Netanyahu.

Di sisi lain koalisi oposisi hanya butuh dukungan dari Ra'am atau Joint List untuk bisa merebut pemerintahan Israel dari Benjamin Netanyahu. Jika tidak ada koalisi yang mencapai mayoritas, Israel akan kembali menggelar pemilu, atau yang kelima sejak April 2019

Hasil resmi pemilu akan dipresentasikan kepada Presiden Israel Reuven Rivlin Rabu depan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus