Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Israel makin menyala

Prajurit Israel bertindak lebih keras terhadap orang palestina di jalur gaza & tepi barat. sementara partai buruh israel mengirimkan wakilnya untuk berunding dengan PLO. masalah palestina masih ruwet.

28 Januari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INILAH suara lantang Yasser Arafat di Radio Suara Palestina, Sabtu pekan lalu: "Rumah-rumah orang Palestina diledakkan, sekolah-sekolah ditutup, jam malam terus berlanjut, dan kelaparan melanda wilayah perkotaan serta pedesaan." Tapi itu bukan isyarat perang. Arafat cuma mengimbau agar Dewan Keamanan PBB dan semua organisasi kemanusiaan di dunia turun tangan melindungi rakyat Palestina di wilayah jajahan Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. Meningkatnya keganasan Israel dimulai Selasa pekan lalu, ketika Menteri Pertahanan Yitzhak Rabin mengeluarkan perintah baru. Prajurit Israel di wilayah pendudukan harus bertindak lebih keras terhadap orang Palestina. Mereka diberi hak menyita harta benda termasuk pesawat TV dan mobil, menutup sekolah, menghancurkan rumah, dan menembakkan peluru plastik. Padahal, sebelumnya, hanya perwira yang sudah mendapat latihan diperbolehkan menembakkan peluru plastik. Dan penghancuran rumah hanya berlaku bagi mereka yang dianggap dedengkot intifadah. Berapa lagi orang Palestina akan jadi korban, tewas di jalanan, atau jatuh miskin mendadak? Sebelum ada perintah baru, dari 335 korban tewas, 40 di antaranya lantaran disergap peluru plastik. Sedangkan jumlah rumah yang diledakkan diperkirakan lebih dari 60. Dan dua hari setelah perintah baru, sekitar 300 ribu murid terpaksa menganggur, karena sekolah mereka disegel tentara. Toh para pemukim Yahudi di wilayah pendudukan masih merasa tak puas. Menurut mereka, satu-satunya jalan menyetop intifadah adalah tembak di tempat. Namun di sisi lain di Nablus, sejumlah tentara Israel mengomel di depan PM Yitzhak Shamir. Mereka merasa bahwa penugasan ke wilayah pendudukan bertentangan dengan nurani mereka, karena harus menghajar orang-orang Palestina tak berdosa, dan menebar ketakutan di kalangan penduduk. Shamir tak bergeming. Ia mengingatkan bahwa mereka sedang melaksanakan tugas mulia mempertahankan keberlangsungan hidup bangsa Israel. Sementara itu, Rabin sempat dipermalukan di depan sidang Knesset, parlemen Israel. Sejumlah anggota parlemen berteriak-teriak sehingga Rabin tak menyelesaikan pidato, yang semula dimaksudkan untuk menjelaskan kebijaksanaan terbaru pemerintah terhadap wilayah jajahan. "Ini pemerintah dengan hati plastik dan kesadaran karet," ujar seorang anggota parlemen. Lebih menyodok lagi, pada hari yang sama Sekjen Partai Buruh Uzi Baram, mengundurkan diri. Baram sependapat dengan 15 dari 39 anggota Knesset dari Partai Buruh yang percaya bahwa partai mereka akan hancur lantaran berkoalisi dengan Likud. Dengan alasan "cepat atau lambat, popularitas Likud akan merosot, karena lebih suka bertindak kejam terhadap orang Palestina". Faksi Baram menghendaki agar pemerintah mau menerima tawaran berunding PLO. Partai Buruh sendiri sudah mengirimkan sejumlah anggotanya untuk berunding langsung dengan wakil PLO di Paris. Baram tak peduli kepada UU keamanan dalam negeri yang melarang semua warga Israel berhubungan dengan PLO -- yang disebut organisasi teroris. Sayangnya, Washington ikut berulah tak sedap. Shamir seolah mendapat dukungan. Rabu pekan lalu, Charles Redman, juru bicara kementerian luar negeri AS, menuduh Arafat mau mengobarkan teror lagi. Menurut Redman, karena Arafat bilang, "Akan menanam 10 peluru di dada orang yang mau menghentikan intifadah. Padahal ucapan itu dilontarkan Arafat kepada sejumlah staf PLO, dan ditujukan kepada Wali Kota Betlehem Elias Freij, yang juga anggota komite eksekutif PLO, lantaran mereka menawarkan gencatan senjata kepada Israel. Berapa lagikah langkah buat terwujudnya negara Palestina?Prg & YD

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus