KETIKA Ketua PLO Yasser Arafat menuding dinas rahasia Israel, Mossad, sebagai pelaku peledakan pesawat Boeing 747 Pan Am di langit Lockerbie 21 Desember, banyak orang menganggap dia ngibul. Tapi kini hasil terakhir tim penyidik gabungan antara Biro Penyidik Federal (FBI) dari AS dan Scotland Yard dari Inggris tampaknya mengarah ke sana. Pekan lalu kedua biro detektif paling prestisius itu menemukan sejumlah bukti yang menunjuk pada seorang serdadu AS sebagai penyebab malapetaka yang menelan 270 jiwa itu. Serdadu itulah yang diduga pembawa bom plastik ke dalam pesawat. Di hari nahas itu dia mendapat obyekan dari seorang penyelundup intan gadungan. Tentu, paket yang dititipkan tak berisi intan, melainkan, menurut para penyidik, bom plastik. Dugaan itu dikarenakan sebulan sebelumnya dia pernah ditangkap di pelabuhan udara Heathrow, London, karena membawa intan selundupan. Tampaknya serdadu ini memang suka ngobyek. Adapun pemilik barang selundupan memang masih misterius. Kepala penyidikan, Detektif Kepala John Orr dari Scotland Yard, kepada koran Inggris Sunday Express mengatakan, "Kira-kira saya tahu pemilik barangnya, tapi belum saatnya disebutkan." Yang pasti, bisnis intan dan berlian di AS dan Eropa Barat didominasi oleh orang Yahudi. Dari sinilah muncul tori, yang masih perlu dibuktikan, bahwa sang penitip adalah agen Mossad. Jika benar, ini pengkhianatan Israel terhadap sekutu dekatnya, AS, untuk kesekian kalinya. Pengkhianatan menghebohkan terbongkar pada November 1985, ketika FBI menangkap Jonathan Jay Pollard, seorang analis intelijen di angkatan laut AS. Pollard dan istrinya menyerahkan sejumlah dokumen rahasia militer kepada pemerintah Israel, langsung lewat, antara lain, deputi ketua Mossad. Kini Pollard harus indekos di penjara seumur hidup, dan istrinya kena 5 tahun. Tapi pengkhianatan itu sudah membawa hasil. Beberapa tahun lalu Israel sukses mengebom markas besar PLO di Tunisia dan instalasi nuklir milik Irak. Maklum, dokumen yang dicuri Pollard berisi peta kekuatan militer negara Arab dan PLO, serta proyek nuklir milik Pakistan. Waktu itu masyarakat Yahudi di AS langsung mencak-mencak. Mereka mengutuk Pollard dan pemerintah Israel. Mereka khawatir, peristiwa itu akan membangkitkan kembali opini dunia, orang Yahudi punya kesetiaan ganda. Tapi jelas, bukan pengkhianatan itu sendiri yang disesalkan. Sebulan kemudian, para penyidik AS mencium adanya usaha pencurian teknologi pembuatan pelapisan chrome yang bisa memperpanjang umur meriam kendaraan lapis baja. Pelakunya bukan Mossad. Tapi IMI (Israeli Military Industries). Pada April 1986, 3 orang Israel ditangkap oleh AS. Mereka bekerja sama dengan orang AS dan Eropa untuk membeli sejumlah persenjataan mutakhir senilai US$ 2 milyar. Terakhir, Juli 1986, petugas bea cukai AS menemukan berpeti-peti dokumen dan komponen untuk membuat bom cluster -- yang bila meledak menyebarkan serpihan-serpihan tajam -- yang siap dikirim ke Israel. Aksi pencurian yang paling strategis dilakukan oleh Richard K. Smith. Pengusaha dari California ini sukses mengirim 810 buah krypton, peralatan elektronik kecil yang bisa dipakai untuk memicu bom nuklir. Hanya saja, kasus itu tak pernah dibesar-besarkan. AS tampaknya percaya pada pengakuan Israel, bahwa peralatan itu cuma dipakai untuk memicu sinar laser dan mesin perang konvensional. Bila nanti terbukti Mossad yang melakukan peledakan bom untuk Pan Am, menarik menunggu sikap pemerintahan Bush terhadap Israel. Kini dunia cenderung berpendapat, bersikap lunaknya AS terhadap PLO adalah ancaman buat retaknya AS Israel.Praginanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini