Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak mentah-mentah keterlibatan Otoritas Palestina di Gaza setelah perang dengan Hamas selesai. Ini bertentangan dengan keinginan Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut stasiun televisi publik Israel, KAN, Netanyahu baru-baru ini berkata kepada Amerika Serikat, tidak akan ada otoritas Palestina di Gaza setelah perang. Netanyahu mengesampingkan aturan apa pun yang dibuat Hamas yang memerintah Gaza sejak 2007. Saat itu, Tepi Barat Palestina berada di bawah kontrol Otoritas Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
KAN mengungkapkan Netanyahu menyatakan pada pertemuan tertutup Partai Likud bahwa dia menentang pemerintahan Otoritas Palestina di Jalur Gaza setelah perang. Ia mengklaim sudah memberitahu Washington. "Tidak akan ada otoritas Palestina sama sekali di Gaza," kata Netanyahu.
AS dan Otoritas Palestina belum mengomentari pernyataan Netanyahu itu.
Pernyataan Netanyahu itu bertentangan dengan sikap AS yang beberapa kali menekankan harus ada otoritas atau pemerintahan Palestina di Gaza setelah perang berakhir. Otoritas Palestina juga mengatakan siap kembali ke Gaza berdasarkan rencana politik komprehensif yang mencakup persatuan antara Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur yang diduduki.
Israel melanjutkan serangan militer ke Jalur Gaza pada 1 Desember setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama sepekan dengan Hamas. Jumlah warga Palestina yang tewas hampir menembus 15.899 orang. Lebih dari 42 ribu terluka dalam serangan tanpa henti Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 menyusul serangan lintas batas Hamas.
ANTARA | ANADOLU
Pilihan editor: Istri-istri Rusia Minta Suami Mereka Dikembalikan dari Garis Depan Pertempuran