Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mosaik-mosaik yang ikonik di Hagia Sophia, Istanbul, Turki, akan ditutup hordeng atau laser saat umat Islam menjalankan ibadah salat di gedung berusia 1.500 tahun itu. Hagia Sophia awalnya didirikan sebagai katedral.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hagia Sophia pada kekaisaran Byzantine adalah sebuah gereja sampai sembilan abad. Namun saat Istanbul jatuh ke pemimpinan Ottaman, fungsi Hagia Sophia diubah dari gereja menjadi masjid sampai 500 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari aljazeera.com, Juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (AK Party) Omer Celik, pada Senin, 13 Juli 2020, mengatakan Hagia Sophia akan terbuka bagi pengunjung dari berbagai latar belakang pada waktu-waktu yang ditentukan. Para pengunjung itu tidak akan dipungut biaya untuk memasuki gedung bersejarah tersebut.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan akan menggelar salat Jumat pertama di Hagia Sophia pada 24 Juli 2020 atau dua pekan setelah gedung itu berubah fungsi dari museum menjadi masjid. Pengadilan Turki pada 10 Juli 2020 dalam putusannya menyebut pengubahan gedung yang dibangun pada abad ke-enam di kekaisaran Byzantine menjadi museum pada 1934, tidak berkekuatan hukum.
Keputusan Turki itu langsung menarik kritik dunia dan kekhawatiran, di antaranya dari Yunani, Amerika Serikat dan Rusia serta UNESCO, yang sekarang mengevaluasi status Hagia Sophia sebagai situs warisan dunia. Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan pihaknya terkejut dengan reaksi UNESCO itu dan penasaran ingin tahu apa langkah selanjutnya terkait Hagia Sophia.