PEMERINTAHAN militer Jenderal Wojciech Jaruzelski mendapat
pujian Partai Persatuan Pekerja Polandia (P4). "Andaikata
Jaruzelski tidak memberlakukan Keadaan Darurat, entah bagaimana
nasib Polandia sekarang," kata seorang anggota Komite Sentral
P4. Keadaan Darurat itu merupakan senjata pamungkas PM
Jaruzelski untuk menghadapi gerakan kaum pekerja Solidaritas di
bawah pimpinan Lech Walesa.
Komite Sentral P4, bersidang untuk pertama kali sejak Keadaan
Darurat diberlakukan 13 Desember tak cuma mengeluarkan
pernyataan memuji pemerintahan militer Polandia. Juga
diperingatkannya mereka yang coba-coba menentang paham komunis.
"Kaum kontrarevolusi tak bakal berhasil," demikian
pernyataannya.
Kini militer di Polandia selain menguasai roda pemerintahan,
juga berpengaruh di P4. Sidang Komite Sentral P4 pekan lalu
mengangkat empat jenderal menjadi anggota penuh Politbiro.
Sebelumnya jatah militer di Politbiro P4, yang beranggotakan 19
orang, sedikit sekali. Cuma Jaruzelski yang dikenal orang.
Terpilihnya empat jenderal di Politbiro otomatis memperkokoh
posisi Jaruzelski sebagai Ketua P4 dan Perdana Menteri. Sekarang
hampir tak ada lagi tokoh yang menentang kebijaksanaannya di
Politbiro--terutama setelah dua anggota berpaham liberal
disingkirkan.
Dalam sidang Komite Sentral P4, Jaruzelski tampak cenderung
memperpanjang Keadaan Darurat. Ia menuduh Amerika Serikat dan
sekutunya mencoba mengganggu kestabilan di Polandia. Sanksi
ekonomi yang diberlakukan Barat terhadap pemerintahannya,
menurut Jaruzelski telah memperlambat normalisasi kehidupan
rakyat Polandia.
Pemerintahan Jaruzelski memang terpukul sekali oleh sanksi
ekonomi Barat. Pcndapatan ekspor Polandia jatuh hingga tak mampu
membayar cicilan utang dan bunganya. Pinjaman Polandia dari
Barat sebesar US$ 27 milyar. Polandia ditaksir memerlukan
linjaman sebesar US$ 20 milyar lagi untuk memulihkan keadaan
ekonominya. Tumpuan Polandia kini tinggal pada Uni Soviet--yang
juga terkena sanksi ekonomi Barat.
Jaruzelski, menurut Kantor Berita Soviet Tass, akan bertolak ke
Moskow. Tanggal keberangkatan maupun topik yang akan dibicarakan
tidak diungkapkan. Diduga ia akan melaporkan masalah bantuan
ekonomi dan perubahan dalam Komite Sentral P4. Hal itu tersirat
dari ucapannya. "Marxis-Leninis adalah bentuk sosialis yang
ingin kita banun," kata Jaruzelski.
Tak Ada Beritanya
Suara oposisi belum mati. Selang satu hari Komite Sentral P4
mendukung Jaruzelski, Majelis Wali Gereja Polandia (MWGP)
mengeluarkan pernyataan keras: Ditandatangani oleh 60 uskup,
pernyataan MWGP mendesak Jaruzelski mencabut Keadaan Darurat,
dan segera membuka dialog dengan Solidaritas. Uskup Agung Jozef
Glemp dalam khotbah Minggu mengutip pernyataan itu: "Situasi di
Polandia, di bidang moral, sosial, dan ekonomi, memperlihatkan
tanda ke arah malapetaka."
Suara gereja itu tidak ditanggapi Jaruzelski, walaupun umat
Katolik di Polandia berkisar 80% sampai 90% dari 36 juta
penduduk.
Tentang Walesa, yang ditahan sejak 13 Desember? Tak ada
beritanya. Ia bahkan tidak diperkenankan menjumpai istrinya yang
melahirkan anak ke-7 di Gdansk, Januari. Jaruzelski dalam pidato
di muka Komite'Sentral P4 sama sekali tidak menyinggung soal
pembebasannya. Sebelumnya, santer terdengar Walesa akan dilepas
7 Maret.
Sejak Keadaan Darurat diberlakukan hampir 8.000 orang telah
ditahan karena menentang rezim Jaruzelski -- di antaranya
terdapat pemuka agama Katolik. Penahanan itu, menurut Glemp,
berdasar tuduhan yang tidak jelas.
Di Warsawa, awal pekan ini tersiar kabar bahwa pemerintah ingin
menghidupkan Solidaritas -- tentu saja versi penguasa dan dengan
pimpinan yang ditunjuk. Gagasan ini ditentang oleh pemimpin
bawah tanah Solidaritas, Zbigniew Bujak. Berkata Bujak: "Jalan
satusatunya ke pemulihan aktivitas Solidaritas adalah
perjuangan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini