Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Butuh bisnis dengan kremlin

Tidak semua sekutu a.s di eropa barat melaksanakan sanksi ekonomi terhadap uni soviet, karena mereka tergantung dari sumber energi (gas alam) dari uni soviet. (ln)

6 Maret 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AMERIKA Serikat bersusah payah mengajak sekutunya di Eropa Barat supaya melaksanakan sanksi ekonomi terbatas terhadap Uni Soviet. "Eropa (Barat) punya kepentingan berbeda dengan Amerika Serikat," kata seorang pejabat Deplu di Bonn. Justru 300.000 buruh Jerman Barat konon terhindar dari bahaya pengangguran akibat meningkatnya hubungan dagang dengan Uni Soviet. Program sanksi ekonomi terbatas AS antara lain menuntut supaya dihentikan penjualan pipa baja untuk keperluan gas alam Uni Soviet. Sebagai eksportir pipa baja, Jerman Barat setengah hati mendukung seruan AS itu. Kerugian menghantui juga negara Eropa Barat lainnya jika sanksi itu dipatuhi. Hubungan dagang timbal balik antara industri negara Barat dan pihak Pakta Warsawa telah mencapai US$ 90 milyar dalam 1980. Pada dekade sebelumnya cuma US$ 11 milyar. Dan sebagian besar, US$ 77 milyar, adalah volume dagang antara Eropa Barat dan Blok Timur saja. Di antara sekutu Amerika hanya Inggris yang mendukung sepenuhnya sanksi ekonomi terbatas terhadap Uni Soviet. Perdagangan Ingris dengan Uni Soviet dan sekutunya memang tidak seberapa. Faktor lain yang membuat Eropa Barat enggan menopang kebijaksanaan sanksi ekonomi AS adalah soal sumber energi. Boikot minyak Arab (1974) pernah memukul industri mereka. Terpaksa dicari energi pengganti. "Kami membutuhkan gas," kata Menlu Prancis Claude Cheysson. Prancis melihat Uni Soviet sebagai penghasil gas alam terbesar di dunia perusahaan Gaz de France milik pemerintah dilaporkan telah menandatangani kontrak pembelian gas alam dari Uni Soviet sebesar 7,8 milyar m3 per tahun-berlaku mulai 1984. Juga Ruhrgas A.G., perusahaan gas alam terbesar di Jerman Barat, dua hari menjelang kunjungan Presiden Leonid Brezhnev ke Bonn bulan lalu, menandatangani kontrak jangka panjang dengan Uni Soviet -- 25 tahun. Ruhrgas A.G. membutuhkan 10,5 milyar m3 per tahun. Negara Eropa Barat lainnya yang membutuhkan juga gas alam Soviet adalah Italia, Belanda, Belgia, Austria, dan Swiss. Dulu dan sampai sekarang, Eropa Barat menggantungkan diri dari sumber gas alam di Laut Utara. AS cemas sekali melihat Eropa Barat menggantungkan nasib pada Uni Soviet. Alasannya: Pertahanan NAT0 akan lemah, dan Eropa Barat akan mudah dipermainkan Uni Soviet dengan jalan menutup pipa saluran gas alam. "Di masa lampau, Uni Soviet pernah memakai ekspor energi sebagai alat politik, yaitu menghentikan penyalurannya untuk Israel, Yugoslavia, dan RRC," kata Asisten Menlu AS Robert Hormats. AS menganjurkan Eropa Barat supaya lebih baik mengembangkan tenaga nuklir, meningkatkan produksi gas alam di Norwegia, maupun lewat pengiriman batubara dari AS. Tapi Eropa Barat melihat jalan kelua itu agak naif. Kenapa? Penggunaan nuklir sedang mendapat tentangan di mana-mana, dan Norwegia sangat lamban dalam mengembangkan sumber gas alam, dan AS tidak punya kapasitas cukup untuk mengapalkan batubara ke Eropa Barat. Maka Eropa Barat cenderung mengabaikan kekhawatiran AS. "Uni Soviet tidak mungkin memeras kami secara politik," kata Kariheinz Bund, anggota Dewan Direktur Ruhrkole A.G., perusahaan tambang batubara Jerman Barat. Agak naif? Seluruh Eropa Barat membutuhkan 40 mib yar m3 gas alam Soviet per tahun. Menurut seorang diplomat Barat, Uni Soviet tak mungkin main ancam karena ketergantungannya pada mata uang asing untuk membeli bahan makanan. Mata uang Soviet, rubbel, kurang laku dalam transaksi perdagangan dunia. Dari penjualan gas alamnya Uni Soviet diduga akan mengantungi devisa senilai US$ 7,5 milyar setahun. Di balik kontrak pembelian gas alatn Eropa Barat juga memetik keuntungan dagang. Uni Soviet membutuhkan pipa baja untuk penyaluran sepanjang 5.760 km. Belum terhitung pembelian kompresor. Perusahaan Mannesmann dan Creusot-Loire, usaha patungan Jerman Barat dan Prancis, telah memenangkan lelang pemasangan stasiun kompresor sebesar US$ 2 milyar. Perusahaan Nuovo Pignone dari Italia juga kebagian US$ 1 milyar untuk kerja yang sama. Perusahaan raksasa AS seperti General Electric dan Caterpillar Tractor Co. sebetulnya juga bisa kebagian rezeki dari Uni Soviet. Tapi realisasi kontraknya terhalang oleh sanksi ekonomi terbatas itu. Yang untung malah Komatsu Ltd. dari Jepang. Konon Komatsu telah menandatangani penjualan 500 traktor peletak pipa dengan Uni Soviet. Di samping itu juga tengah dirundingkan penjualan 400 mesin lainnya. AS jelas jengkel melihat tingkah sekutunya. "Sikap itu memberi kesan ketidakkompakan Barat," kata bekas Menlu AS Henry Kissinger. Tak heran bila Uni Soviet tidak peduli sanksi ekonomi terbatas yang disampaikan Presiden Ronald Reagan, 29 Desember. Tapi, setelah kontrak bisnis Soviet ditandatangani, blok Barat tampak bersatu lagi. Dalam pertemuan para menlu Barat di Palacio Nacional de Congresos di Madrid, tindakan AS terhadap Uni Soviet cukup mendapat dukungan suara. "Kesewenang-wenangan Soviet telah membuat orang jengkel," kata seorang delegasi Kanada. "Marilah kita berdiri di belakang (Menlu AS Alexander) Haig." Keadaan Darurat di Polandia mendorong para menlu Barat bersatu. Seruan itu cukup bergema. Pemerintah Jepang pekan lalu memutuskan menjatuhkan sanksi terhadap Uni Soviet dan Polandia akibat Keadaan Darurat di Polandia mulai 13 Desember. Konon Jepang akan membatasi ekspor teknologi maju ke Uni Soviet, dan meninjau kembali hubungan dagang. Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) juga mengikuti langkah serupa. Namun kontrak jangka panjang dengan Uni Soviet belum terdengar akan dibatalkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus