PARTAI Republik seolah mengadakan festival. Konvensi nasionalnya
sukses sekali. Hampir 2.000 utusan dari berbagai negara-bagian
Amerika Serikat bersatu di Joe Louis Arena, Detroit, menunjuk
Ronald Reagan sebagai calon presiden. Tapi itu sudah diduga
sebelumnya.
Hal yang tidak diduga pekan lalu ialah Reagan menunjuk George
Bush sebagai rekannya, calon wakil presiden. Banyak dugaan
semula bahwa Reagan akan memilih Gerald Ford. Bahkan di konvensi
Republik itu sudah terbayang tim Reagan-Ford akan jadi dream
ticket (tiket impian) untuk mengalahkan tim Carter-Mondale dari
Partai Demokrat dalam pemilihan umum November nanti.
Bekas Presiden Ford konon menolak tawaran Reagan karena ada
permintaannya yang tak dikabulkan. Ford meminta wewenang wakil
presiden--yang biasanya bersifat serenomal -- supaya
ditingkatkan bila tim Republik ini terpilih nanti, demikian
cerita yang beredar. Tapi Ford sendiri sejak semula mengatakan
ia tak berminat jadi wakil presiden, namun akan tetap mendukung
pencalonan Reagan sepenuh hatinya.
Dukungan Ford itu besar sekali artinya. Dalam konvensi Republik
empat tahun lalu, Ford mengalahkan Reagan. Kemudian Reagan
diketahui tidak sepenuh hati mendukung Ford hingga akhirnya
Jimmy Carter terpilih sebagai presiden.
Reagan yang dikenal mewakili goIongan konservatif dalam
partainya memerlukan bantuan kaum moderat lewat Ford Tapi
pilihannya atas diri Bush pun dianggap cukup ideal, apalagi Bush
juga seorang yang diandalkan Ford.
Bekas aktor film dan Gubernur California, Ronald Keagan kini
berusia hampir 70 tahun. Walaupun kondisi kesehatannya masih
baik, dan dirinya kelihatan fit Reagan menyadari betul bahwa
masyarakat Amerika menghendaki supaya rekan pilihannya adalah
orang yang juga ianggap layak untuk menggantikannya sebagai
presiden, bila sesuatu terjadi atas dirinya.
Dan George Bush memenuhi sekali persyaratan itu. Selain usianya
yang masih 56, Bush punya pengalaman luas sebagai bekas anggota
Congress (dari Texas), dutabesar di PBB, Kepala Kantor
Penghubung AS di Beijing dan Direktur CIA. Bush juga sudah punya
citra calon presiden, bahkan jadi saingan berat bagi Reagan
dalam pemilihan tingkat primary (permulaan) di berbagai
negara-bagian sebelum mereka tiba di konvensi nasional partai.
Dengan Bush, tampaknya Reagan memperluas pangkalan pendukungnya.
Maka keduanya sungguh mendapat sambutan meriah ketika muncul
bersama istri masing-masing di atas pentas konvensi itu. Bahkan
Ford pun sengaja menampilkan diri bersama mereka, suatu pertanda
lagi partai ini kompak. Di situ banyak balon yang beraneka-warna
dilepaskan, di tengah keriuhan tepuktangan, nyanyian gembira,
hentakan kaki dan suara terompet. Belum pernah konvensi partai
semeriah ini di AS.
Tapi bagaimana kebijaksanaan Reagan mengendalikan pemerintahan
bila ia memenangkan pemilihan presiden? Reagan sendiri telah
banyak berjanji, seperti disimpulkan dalam garis besar haluan
partai Republik, antara lain:
Pertahanan: AS harus merebut kembali keunggulan militer, hingga
melebihi kekuatan Uni Soviet. Pengembangan senjata dan peralatan
mutakhir yang tadinya dibatalkan Presiden Carter perlu
dilanjutkan.
Hubungan Soviet: Perjanjian SALT II -- yang dirintis sejak
sebelum tapi ditandatangani dalam zaman Carter, yang tertunda
pengesahannya oleh Congress--perlu ditinjau kembali.
(Akibatnya, mungkin semangat detenta yang dianut selama ini
akan mengendur dan perlombaan senjata strategis hidup kembali).
Ekonomi Harus ada pemotongan pajak sekitar 10% per tahun selama
tiga tahun untuk mengatasi resesi sekarang. (Kubu Carter
menentang sekali gagasan yang kontroversial ini).
Wanita: Meniadakan dukungan terhadap Equal Rights Amendment,
suatu tuntutan gerakan wanita untuk mengubah konstitusi guna
memperoleh persamaan hak. (Tuntutan ERA ini sudah berlangsung 40
tahun. Reagan sangat menentangnya, sedang Carter mendukungnya).
Energi: Mengurangi campur tangan (peraturan) pemerintah agar
merangsang industri untuk mensuplai energi domestik.
Poll pendapat umum belakangan ini lebih menguntungkan Reagan
ketimbang Carter. Tapi jangan lekas terpengaruh, demikian pesan
Carter akhir pekan lalu, karena Reagan adalah trigger-happy
politician--tokoh politik yang "secara gampangan berpikir untuk
memecahkan persoalan pelik."
Bisa Diduga
Carter kelihatannya punya simpanan banyak peluru untuk melawan
Reagan. Namun posisinya sendiri masih dirongrong oleh teman
separtai, yaitu Edward Kennedy. Walaupun ketinggalan dalam
pemilihan tingkat primary, Kennedy belum mau mengakui keunggulan
Carter. Konvensi Demokrat yang akan diadakan Agustus mungkin
menderita perpecahan .
Sudah bisa diduga bahwa Carter akan mendapat nominasi Demokrat
untuk mempertahankan jabatan presiden kedua kalinya. Persoalan
ialah apakah kubu Kennedy akhirnya mau mendukung Carter sepenuh
hati. Jika tidak, maka peluang akan besar sekali untuk Reagan.
Tapi ini juga belum tentu. ebab ada calon ketiga, yaitu John
Anderson.
Anderson adalah tokoh Republik yang semula bersaing bersama
Reagan dalam pemilihan tingkat primary. Ia mendadak menarik diri
dan menyatakan dirinya sebagai calon Independen. Baik Ragan
maupun Carter cenderung mengabaikan calon ketiga ini, yaitu tak
akan serius melayaninya dalam kampanye pemilihan menjelang
November. Namun Anderson konon optimistis akan mengraet suara
mereka yang tak percaya pada Reagan dan yang tak puas pada
Carter.
Biasanya sulit bagi calon penantang untuk mengalahkan tokoh
yang sedang memangku jabatan presiden AS. Tapi pemerintahan
Carter kata bekas Menlu Henry Kissinger dalam pidatonya di
konvensi Republik, sudah brengsek sekali. "Empat tahun lagi
seperti empat yang lalu akan membuat bencana tak bisa
ditanggulangi."
Kissinger terutama mencela politik luar negeri Carter yang
dinilainya "ruwet" dan "lumpuh" sambil memuji sikap Reagan yang
bertekad membendung ekspansi Soviet. "Lambat laun kelemahan kita
akan menghasilkan malapetaka," kata Kissinger, yang menghimbau
supaya diplomacy of incoherence (diplomasi yang acak-acakan)
di masa Carter agar diakhiri.
Munculnya Kissinger di Konvensi Partai Republik mendapat
perhatian luas. Ia memberi bobot kepada Reagan yang dikenal tak
begitu pandai dalam politik luar negeri itu. Ia juga menimbulkan
dugaan bahwa Keagan akan menangkatnya lagi--bila Republik
menang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini