Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Jimmy vs ron vs teddy vs john

Calon presiden ronald reagan menunjuk george bush sebagai wakilnya. janji-janji reagan andai ia terpilih. disamping reagan, calon-calon lainnya edward kennedy dan john anderson.(ln)

26 Juli 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARTAI Republik seolah mengadakan festival. Konvensi nasionalnya sukses sekali. Hampir 2.000 utusan dari berbagai negara-bagian Amerika Serikat bersatu di Joe Louis Arena, Detroit, menunjuk Ronald Reagan sebagai calon presiden. Tapi itu sudah diduga sebelumnya. Hal yang tidak diduga pekan lalu ialah Reagan menunjuk George Bush sebagai rekannya, calon wakil presiden. Banyak dugaan semula bahwa Reagan akan memilih Gerald Ford. Bahkan di konvensi Republik itu sudah terbayang tim Reagan-Ford akan jadi dream ticket (tiket impian) untuk mengalahkan tim Carter-Mondale dari Partai Demokrat dalam pemilihan umum November nanti. Bekas Presiden Ford konon menolak tawaran Reagan karena ada permintaannya yang tak dikabulkan. Ford meminta wewenang wakil presiden--yang biasanya bersifat serenomal -- supaya ditingkatkan bila tim Republik ini terpilih nanti, demikian cerita yang beredar. Tapi Ford sendiri sejak semula mengatakan ia tak berminat jadi wakil presiden, namun akan tetap mendukung pencalonan Reagan sepenuh hatinya. Dukungan Ford itu besar sekali artinya. Dalam konvensi Republik empat tahun lalu, Ford mengalahkan Reagan. Kemudian Reagan diketahui tidak sepenuh hati mendukung Ford hingga akhirnya Jimmy Carter terpilih sebagai presiden. Reagan yang dikenal mewakili goIongan konservatif dalam partainya memerlukan bantuan kaum moderat lewat Ford Tapi pilihannya atas diri Bush pun dianggap cukup ideal, apalagi Bush juga seorang yang diandalkan Ford. Bekas aktor film dan Gubernur California, Ronald Keagan kini berusia hampir 70 tahun. Walaupun kondisi kesehatannya masih baik, dan dirinya kelihatan fit Reagan menyadari betul bahwa masyarakat Amerika menghendaki supaya rekan pilihannya adalah orang yang juga ianggap layak untuk menggantikannya sebagai presiden, bila sesuatu terjadi atas dirinya. Dan George Bush memenuhi sekali persyaratan itu. Selain usianya yang masih 56, Bush punya pengalaman luas sebagai bekas anggota Congress (dari Texas), dutabesar di PBB, Kepala Kantor Penghubung AS di Beijing dan Direktur CIA. Bush juga sudah punya citra calon presiden, bahkan jadi saingan berat bagi Reagan dalam pemilihan tingkat primary (permulaan) di berbagai negara-bagian sebelum mereka tiba di konvensi nasional partai. Dengan Bush, tampaknya Reagan memperluas pangkalan pendukungnya. Maka keduanya sungguh mendapat sambutan meriah ketika muncul bersama istri masing-masing di atas pentas konvensi itu. Bahkan Ford pun sengaja menampilkan diri bersama mereka, suatu pertanda lagi partai ini kompak. Di situ banyak balon yang beraneka-warna dilepaskan, di tengah keriuhan tepuktangan, nyanyian gembira, hentakan kaki dan suara terompet. Belum pernah konvensi partai semeriah ini di AS. Tapi bagaimana kebijaksanaan Reagan mengendalikan pemerintahan bila ia memenangkan pemilihan presiden? Reagan sendiri telah banyak berjanji, seperti disimpulkan dalam garis besar haluan partai Republik, antara lain:  Pertahanan: AS harus merebut kembali keunggulan militer, hingga melebihi kekuatan Uni Soviet. Pengembangan senjata dan peralatan mutakhir yang tadinya dibatalkan Presiden Carter perlu dilanjutkan.  Hubungan Soviet: Perjanjian SALT II -- yang dirintis sejak sebelum tapi ditandatangani dalam zaman Carter, yang tertunda pengesahannya oleh Congress--perlu ditinjau kembali. (Akibatnya, mungkin semangat detenta yang dianut selama ini akan mengendur dan perlombaan senjata strategis hidup kembali).  Ekonomi Harus ada pemotongan pajak sekitar 10% per tahun selama tiga tahun untuk mengatasi resesi sekarang. (Kubu Carter menentang sekali gagasan yang kontroversial ini).  Wanita: Meniadakan dukungan terhadap Equal Rights Amendment, suatu tuntutan gerakan wanita untuk mengubah konstitusi guna memperoleh persamaan hak. (Tuntutan ERA ini sudah berlangsung 40 tahun. Reagan sangat menentangnya, sedang Carter mendukungnya).  Energi: Mengurangi campur tangan (peraturan) pemerintah agar merangsang industri untuk mensuplai energi domestik. Poll pendapat umum belakangan ini lebih menguntungkan Reagan ketimbang Carter. Tapi jangan lekas terpengaruh, demikian pesan Carter akhir pekan lalu, karena Reagan adalah trigger-happy politician--tokoh politik yang "secara gampangan berpikir untuk memecahkan persoalan pelik." Bisa Diduga Carter kelihatannya punya simpanan banyak peluru untuk melawan Reagan. Namun posisinya sendiri masih dirongrong oleh teman separtai, yaitu Edward Kennedy. Walaupun ketinggalan dalam pemilihan tingkat primary, Kennedy belum mau mengakui keunggulan Carter. Konvensi Demokrat yang akan diadakan Agustus mungkin menderita perpecahan . Sudah bisa diduga bahwa Carter akan mendapat nominasi Demokrat untuk mempertahankan jabatan presiden kedua kalinya. Persoalan ialah apakah kubu Kennedy akhirnya mau mendukung Carter sepenuh hati. Jika tidak, maka peluang akan besar sekali untuk Reagan. Tapi ini juga belum tentu. ebab ada calon ketiga, yaitu John Anderson. Anderson adalah tokoh Republik yang semula bersaing bersama Reagan dalam pemilihan tingkat primary. Ia mendadak menarik diri dan menyatakan dirinya sebagai calon Independen. Baik Ragan maupun Carter cenderung mengabaikan calon ketiga ini, yaitu tak akan serius melayaninya dalam kampanye pemilihan menjelang November. Namun Anderson konon optimistis akan mengraet suara mereka yang tak percaya pada Reagan dan yang tak puas pada Carter. Biasanya sulit bagi calon penantang untuk mengalahkan tokoh yang sedang memangku jabatan presiden AS. Tapi pemerintahan Carter kata bekas Menlu Henry Kissinger dalam pidatonya di konvensi Republik, sudah brengsek sekali. "Empat tahun lagi seperti empat yang lalu akan membuat bencana tak bisa ditanggulangi." Kissinger terutama mencela politik luar negeri Carter yang dinilainya "ruwet" dan "lumpuh" sambil memuji sikap Reagan yang bertekad membendung ekspansi Soviet. "Lambat laun kelemahan kita akan menghasilkan malapetaka," kata Kissinger, yang menghimbau supaya diplomacy of incoherence (diplomasi yang acak-acakan) di masa Carter agar diakhiri. Munculnya Kissinger di Konvensi Partai Republik mendapat perhatian luas. Ia memberi bobot kepada Reagan yang dikenal tak begitu pandai dalam politik luar negeri itu. Ia juga menimbulkan dugaan bahwa Keagan akan menangkatnya lagi--bila Republik menang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus