SAMPAI belum lama ini, Zenko Suzuki tidak begitu terkenal di
kalangan masyarakat Jepang. Meskipun selama 33 tahun ia terus
menerus terpilih sebagai anggota Diet (parlemen). Sifatnya yang
tenang dan tidak suka banyak bicara itu ternyata membawa
keberuntungan.
Tokoh Partai Liberal Demokrat (LDP) ini hampir tidak punya
musuh. Ketika namanya muncul sebagai calon Ketua LDP yang secara
otomatis akan menjadi perdana menteri, banyak kalangan segera
memastikan bahwa ia akan menang. Dan ini memang jadi kenyataan
pekan lalu.
Sejak timbul 'perang' antar fraksi di LDP yang berakibat
jatuhnya Kabinet Masayoshi Ohira,-agak sulit untuk menemukan
tokoh yang bisa diterima berbagai pihak. Dan ketika berlangsung
pemilihan umum 22 Juni, nama Suzuki hampir tidak pernah disebut
sebagai calon pengganti Ohira. Waktu itu calon kuat yang
menonjol adalah Toshio Komoto, Kiichi Miyazawa dan Yasuhiro
Nakasone.
Bahan Cemoohan
Namun untuk menghindari pertentangan yang lebih keras dan yang
mungkin bisa memperlemah posisi LDP suatu jalan kompromi
terpaksa diusahakan. Dan satu-satunya tokoh yang dianggap tepat
untuk itu hanyalah Suzuki. Meskipun ia selama ini anggota fraksi
Ohira, hubungannya dengan fraksi lain cukup erat. Bahkan ia
sering menjadi bahan cemoohan pers Jepang karena hubungannya
yang sangat dekat dengan bekas PM Kakuei Tanaka yang terlibat
dalam skandal penyuapan pembelian pesawat Lockheed.
Hubungannya dengan Tanaka inilah membuka jalan bagi Suzuki untuk
terpilih sebagai Ketua LDP. Kebetulan semua fraksi yang saling
bermusuhan mulai mengendurkan pertentangan mereka sejak kematian
Ohira. Dengan adanya semangat 'meredakan ketegangan' itu,
fraksi-fraksi terkemuka dalam LDP yang selama ini dipimpin oleh
Miki, Lukuda, Ohira, Tanaka, Nakasone dan Nakagawa, mengarahkan
pilihan kepada Suzuki.
Maka itu dalam pemilihan Ketua LDP tak satu pun anggota parlemen
dari partai itu yang menolak pencalonan Suzuki. "Suatu
keistimewaan yang jarang terjadi," kata seorang pengamat
mengomentari lancarnya pemilihan itu berlangsung. Namun dengan
rendah hati Zenko Suzuki, 69 tahun, dalam sambutannya selama 3
menit 20 detik berkata: "Saya menyadari kekurang-mampuan. saya,
tapi saya akan berusaha sebaiknya."
Ia adalah satu-satunya perdana menteri Jepang yang belum pernah
menjabat menteri luar negeri, menteri keuangan, menteri
perdagangan dan industri atau Sekjen LDP yang selama ini hampir
menjadi semacam persyaratan jenjang yang harus dilalui sebelum
menjadi perdana menteri. Namun anak seorang nelayan kaya ini
dari Yamaha, Provinsi Iwata, dikenal sebagai perunding yang
ulet. Semasa menjabat menteri pertanian dan kehutanan dalam
Kabinet Fukuda ia berhasil menyelesaikan sengketa batas
penangkapan ikan dengan Soviet di Pasifik Utara.
Sekarang timbul anggapan bahwa dengan munculnya Suzuki,
hubungan yang agak tegang dengan Soviet belakangan ini mungkin
bisa diredakannya. Tanpa merusak hubungan mesra yang terbina
selama ini antara Jepang-AS, tentu saja. Yang jelas, ia akan
meneruskan politik luar negeri yang sudah dijalankan Ohira
selama ini.
Di samping kegemarannya bermain golf, dengan handicap 14, ia
juga pemegang Dan V dalam seni bela diri Kendo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini