Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Jum'at Berdarah, Akhirnya .......

Pasukan pengawal istana menyerbu markas dan tangsi AU Fahrah Abad yang pro Khomeini. Militer mengumumkan sikap netral. Shapour Bakhtiar mengundurkan diri, kini dr. Mehdi Bazargan sebagai pucuk pimpinan. (ln)

17 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI Jumat pekan silam, Shapour Bakhtiar, kepala pemerintahan Iran pilihan Shah Mohamed Reza Pahlevi, masih bersuara lantang kepada Mehdi Bazargan, pilihan Ayatullah Khomeini. "Saya bersedia dialog. Saya juga menginginkan perubahan, tapi dengan cara yang sah dan dengan landasan yang masuk akal," katanya. Pada rapat umum di Universitas Teheran, Bazargan, Perdana Menteri Republik Islam Iran, mendesak agar Bakhtiar mundur saja, sebab parlemen yang mendukungnya "bukan pilihan rakyat, melainkan pilihan Shah." Bakhtiar menolak, bahkan masih mengancam akan menggunakan tentara terhadap para pembangkang. Hari itu, para diplomat di Teheran tetap yakin Bakhtiar bisa bertahan, dan bahwa huru-hara dapat dicegah selama pengikut Khomeini tidak menyerang tentara. Tapi malarh harinya, awal dari perubahan drastis itu pun terjadilah. Pasukan Pengawal Istana -- pasukan elit yang setia kepada Shah -- secara mendadak menyerbu markas dan tangsi Angkatan Udara Fahrahabad. Dengan tank serta senjata-senjata modern, para penyerbu berharap bisa melumpuhkan satuan-satuan Angkatan Udara yang secara terang-terangan mendukung Khomeini. Pertempuran tak terelakkan. Sejumlah korban jatuh. Pertempuran lantas meluas ke seluruh kota. Senjata-senjata yang entah dari mana mengalir ke jalan-jalan. Orang-orang sipil belajar menembak -- taruna Angkatan Udara sebagai pelatih -- secara kilat sebelum terjun ke medan tempur. Para pembangkang tidak memperdulikan ancaman pemerintahan Bakhtiar. Juga tidak mengindahkan bujukan pihak Khomeini yang melarang mereka menggunakan kekerasan. Dengan senjata di tangan -- buatan pabrik atau bom Molotov buatan sendiri -- mereka menyerbu kantor pemerintah, tangsi dan markas-markas polisi. Di sana-sini terjadi perlawanan. Tapi para penyerbu makin lama makin banyak jumlahnya dan senjata mereka makin banyak pula. Keadaan ini nampaknya disadari oleh pihak militer yang pada hari Minggu secara resmi mengumumkan penarikan dukungan mereka terhadap pemerintahan Bakhtiar. Tentara dan persenjataan mereka terlihat masuk ke tangsi. Dan pertempuran secara sporadis cuma terjadi antara pengawal istana dan polisi. Bunuh Diri Namun akibat nyata dan langsung dari perubahan sikap tentara terlihat pada nasib Bakhtiar. Beberapa jam setelah Jenderal Abbas Garabaghi mengumumkan sikap netral tentara dalam pergolakan politik di Iran, Bakhtiar mengundurkan diri. Sudah itu tidak terdengar kabar tentang dirinya. Radio Inggeris, BBC awal pekan ini menyiarkan berita dari sebuah sumber yang menduga Bakhtiar bunuh diri. "Kalau kita bisa menemukannya, ia akan kita bawa ke pengadilan Islam. Bakhtiarlah yang bertanggung jawab terhadap huru-hara dan pertumpahan darah ini," kata seorang pembantu Khomeini awal pekan ini. Dr Mehdi Bazargan, yang kini praktis memegang pucuk pemerintahan Iran, hingga awal pekan ini masih belum juga mengumumkan nama anggota kabinetnya. Dengan bantuan orang-orang di sekitar Khomeini, ia sibuk mengatur kembali segala aspek kehidupan kan yang berantakan beberapa bulan terakhir ini. Di beberapa kota di luar Teheran, pengambil-alihan oleh pengikut Khomeini berjalan dengan aman beberapa hari sebelum Jumat berdarah di Teheran. Akibat pertempuran di ibukota, sejumlah bentrokan juga terjadi di beberapa kota, tapi terutama di Tabris (terletak di barat laut Iran), dengan korban 150 jiwa. Di salah satu pertempuran itu, wartawan Amerika Joe Alex Morris, tewas tertembak. Di Teheran sendiri, awal pekan ini ditemukan 9 jenazah wartawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus