Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 58 warga Palestina dalam satu hari saat umat Kristen merayakan Jumat Agung di daerah kantong yang dikepung dan dibombardir itu. Ini menambah lebih dari 1.600 kematian sejak Israel melanjutkan serangan udara pada 18 Maret.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lebih dari separuh korban berada di Kota Gaza dan Gaza utara, tetapi serangan mematikan terjadi di seluruh Jalur Palestina, termasuk di Khan Younis dan Rafah di selatan, sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera pada Jumat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi di daerah Shaboura dan Tal as-Sultan dekat Rafah, serta di Gaza utara, tempat Israel telah menguasai sebagian besar wilayah di timur Kota Gaza.
Seperti dilansir Arab News, serangan ini terjadi beberapa jam setelah Hamas menolak tawaran gencatan senjata Israel. Mereka menyebut tawaran Israel tidak memenuhi tuntutannya untuk menyetujui penghentian perang sepenuhnya di Gaza.
Mediator Mesir telah berupaya menghidupkan kembali kesepakatan gencatan senjata Januari yang gagal, ketika Israel melanjutkan serangan udara dan mengirim pasukan darat kembali ke Gaza. Namun, belum ada tanda-tanda bahwa kedua pihak telah bergerak lebih dekat dalam isu-isu mendasar.
Kamis malam, Khalil Al-Hayya, kepala Hamas di Gaza, mengatakan gerakan itu bersedia menukar semua 59 sandera yang tersisa dengan warga Palestina yang dipenjara di Israel sebagai imbalan atas diakhirinya perang dan pembangunan kembali Gaza.
Namun, ia menolak tawaran Israel, yang mencakup tuntutan agar Hamas meletakkan senjata, karena dianggap sebagai "syarat yang mustahil."
Bulan lalu militer Israel menghentikan gencatan senjata selama dua bulan yang sebagian besar menghentikan pertempuran di Gaza. Sejak itu, militer Israel terus maju dari utara dan selatan, merebut hampir sepertiga wilayah kantong itu saat berupaya menekan Hamas agar setuju membebaskan sandera dan melucuti senjata.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia akan membuat pernyataan khusus pada Sabtu malam tetapi tidak memberikan perincian tentang apa yang akan disampaikan.
Pada Jumat, menteri pertahanan Israel, Israel Katz, mengulangi bahwa Israel bermaksud untuk mencapai tujuan perangnya.
"[Tentara Israel] saat ini sedang berupaya untuk meraih kemenangan yang menentukan di semua arena, pembebasan para sandera, dan kekalahan Hamas di Gaza," katanya dalam sebuah pernyataan.
Namun, umat Kristen Palestina di Gaza terus mengadakan pertemuan yang tenang menjelang Paskah, di tengah serangan tersebut.
Berbicara kepada Al Jazeera dari sebuah gereja setempat, Ihab Ayyad mengatakan bahwa ia biasa berkumpul dengan jemaat lain dan mengunjungi rumah tetangganya setiap tahun untuk merayakan.
“Tahun ini, kami tidak dapat berkunjung karena kerusakan total di mana-mana, karena pasukan pendudukan [Israel] telah menghancurkan sebagian besar rumah saudara dan tetangga saya,” kata Ayyad.
“Banyak saudara dan tetangga saya yang menjadi martir atau mengungsi di berbagai tempat. Kami tidak merayakan karena kami merasa sangat sedih.”
Ramez al-Soury mengatakan bahwa ia biasa bepergian dari Gaza ke Betlehem atau Yerusalem untuk merayakan minggu suci.
Namun sekarang, “suasana perang” merasuki Gaza. “Bau kematian tercium di mana-mana. Bau pembunuhan dan kehancuran memberi banyak tekanan pada kami,” katanya.
Kekerasan Pemukim Tepi Barat
Ritual untuk memperingati Jumat Agung dan Paskah juga diadakan di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Ada sekitar 50.000 orang Kristen Palestina di wilayah tersebut. Namun, otoritas Israel mengharuskan mereka untuk memperoleh izin untuk bepergian ke Yerusalem, sehingga banyak yang sulit untuk mengikuti perayaan tersebut.
Selain itu, pemukim Israel dan militer juga menyerang orang-orang Palestina di tanah mereka di Kota Biddya, di provinsi Salfit di Tepi Barat yang diduduki, menurut Al Jazeera Arab pada Jumat, yang meredam perayaan tersebut.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa seorang warga Palestina terluka dalam serangan itu.
Sumber-sumber lokal juga mengatakan kepada Al Jazeera Arab bahwa puluhan pemukim menyerbu Jabal al-Urma, sebuah bukit di Kota Beita di provinsi Nablus, di bawah perlindungan tentara Israel.
Pemukim adalah warga negara Israel yang tinggal secara ilegal di tanah milik warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.
Kekerasan militer dan pemukim Israel telah meningkat di seluruh Tepi Barat – khususnya di wilayah utara – sejak genosida di Gaza dimulai pada Oktober 2023. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan kekerasan ini telah menyebabkan sekitar 40.000 warga Palestina mengungsi sejak Israel memulai operasi militer baru di Tepi Barat yang diduduki pada Januari.
Pilihan Editor: Korea Utara Tuding Israel Berupaya Kuasai Gaza