Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kabinet Israel memberikan suara pada Jumat pagi untuk memberhentikan kepala dinas intelijen domestik Shin Bet yang berlaku efektif 10 April 2025. Kabar itu disampaikan kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, setelah tiga hari protes terhadap tindakan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Reuters, Netanyahu mengatakan pada pekan ini bahwa dia telah kehilangan kepercayaan pada Ronen Bar, yang telah memimpin Shin Bet sejak 2021, dan bermaksud untuk memecatnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bar tidak menghadiri rapat kabinet tetapi dalam sebuah surat yang dikirim kepada para menteri. Dia menilai proses pemecatannya tidak mematuhi aturan dan pemecatannya didasarkan pada klaim yang tidak berdasar.
Pada Kamis malam, polisi menembakkan meriam air dan melakukan banyak penangkapan saat bentrokan terjadi selama protes di Tel Aviv dan dekat kediaman perdana menteri di Yerusalem. Di sana, polisi mengatakan puluhan pengunjuk rasa mencoba menerobos barikade keamanan.
Selama tiga hari terakhir, para demonstran yang memprotes langkah pemecatan Bar telah bergabung dengan para pengunjuk rasa yang marah atas keputusan untuk melanjutkan pertempuran di Gaza, di mana melanggar gencatan senjata yang telah berlangsung dua bulan sedanhkan 59 sandera Israel masih berada di wilayah tersebut.
"Kami sangat, sangat khawatir negara kami akan menjadi kediktatoran," kata Rinat Hadashi, 59 tahun, di Yerusalem. "Mereka menelantarkan sandera kami, mereka mengabaikan semua hal penting bagi negara ini."
Keputusan tersebut menyusul ketegangan selama berbulan-bulan antara Bar dan Netanyahu terkait penyelidikan korupsi atas tuduhan bahwa sejumlah ajudan di kantor Netanyahu ditawari suap oleh tokoh-tokoh yang terkait dengan Qatar.
Netanyahu telah menepis tuduhan tersebut sebagai upaya bermotif politik untuk melengserkannya, tetapi para pengkritiknya menuduh Netanyahu merusak lembaga-lembaga yang menopang demokrasi Israel dengan berupaya menyingkirkan Bar.
Dalam suratnya kepada pemerintah, Bar mengatakan keputusan untuk memecatnya "sepenuhnya tercemar oleh ... konflik kepentingan" dan didorong oleh "motif yang sama sekali berbeda, asing, dan pada dasarnya tidak dapat diterima".
Bar telah mengumumkan bahwa dia bermaksud untuk mengundurkan diri lebih awal untuk bertanggung jawab atas kelalaian intelijen yang gagal mencegah serangan terhadap Israel oleh kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.