SEMENTARA Vietnam membuka pintu untuk menerima bantuan asing,
tetangganya dan sekutu ideologi - menutup diri rapat-rapat. Para
pemimpin partai komunis Lao Dong yang berkantor di Hanoi bukan
saja berjabat tangan dengan negeri sosialis dan RRC, tapi juga
ada janji bantuan - atau hutang dari negara seperti Swedia dan
Perancis bahkan Jepang. Negeri Belanda, Belgia, Finlandia,
Norwegia. Denmark dan Italia. Sementara itu, para pemimpin
partai komunis Kamboja agaknya mengambil jalan nasionalisme
dengan semangat dusun di pedalaman.
Serentak pasukan Khmer Merah yang memang memasuki Pnom Penh,
ratusan ribu penduduk digiring ke luar kota. Dan sejak itu. 17
April 1975 Kamboja seakan hilang dari peta. Ditutup untuk orang
luar atau orang yang ke luar. Cerita yang muncul dari sana dari
kaum pelarian, hanya pisah mengerikan: keluarga dipisah-pisah.
disuruh kerja paksa di sawah. dan siapa yang dicurigai ditangkap
atau dibunuh dengan kejam. Wallahualaum bisawab. Yang jelas:
bahkan siapa yang sebenarnya memimpin Kamboja pun tidak jelas.
Mula-mula dianggap Khiu Sampanlah si pemimpin. Tapi seorang
pilot yang berhasil lari ke Muangthai bercerita bahwa itu tak
benar. Yang berkuasa adalah seorang yang bernam "Saloth Sar".
Dan tentu saja tak ada nama Pangeran Sihanouk lagi. Selain itu,
oleh para pelarian disebut-sebut pula nama "Angkar" - atau "Sang
Organisasi' sebagai kekuatan yang dengan tangan besi
menggerakkan pembersihan dan pembangunan di negeri yang dulu di
pimpin seorang pangeran penggemar musik itu.
Saloth Sar? Angkar? September 1977, teka-teki mulai terungkp
jawabannya dari Kamboja. Sebuah rapat besar diadakan di Pnom
Penh. Yang berpidato - selama 5 jam - adalah seorang pemimpin
bernama Pol Pot. Jika penbaca bingung siapa lagi orang ini,
harap sabar: para penebak, dalam majalah Far Eastern Economic
Review 21 Oktober 1977, akhirnya mengetahui bahwa Pol Pot
adalah nama lain dari Saloth Sar. Dan tokoh ini adalah pemimpin
Partai Komunis Kamboja yang menghilang dari Pnom Penh di tahun
1963. semasa Pangeran Sihanouk masih berkuasa dan belum
pro-komunis.
Saloth Sar yang setelah menang kemudian bernama Pol Pot lahir
di tahun 1925 atau 1928. Ia agaknya lulusan sebuah sekolah
teknik di Pnom Penh, dan pergi ke Paris di tahun 1949. Di sana
ia ikut organisasi mahasiswa komunis yang dekat dengan gerakan
komumis Vietnam. Di tahun 1953. Pangeran Sihanouk memperoleh
kemerdekaan Kamboja dari Perancis. Persetujuan Jenewa 1954
ditandatangani. dan gerakan perlawanan Kamboja antipenjajahan
dibubarkan. Saloth Sar, yang agaknya aktif dalam gerakan di
bawah tanah itu, tak puas. tapi ia kemudian giat dalam majalah
sayap kiri. Solidantas.
Di tahun 1963 Pangeran Sihanouk mengundang 34 orang tokoh kiri.
termasuk Saloth Sar. untuk membentuk kabinet. Menduga bahwa ini
hanya pancingan sebelum dibungkem. Saloth Sar menghilang dari
ibukota, masuk hutan. Di tahun itu pula ia dipilih jadi
Sekretaris Partai Komunis Kamboja satu jabatan yang kemudian
dipegangnya lagi di tahun 1971 dan kemudian I976, melalui
kongres partai. Kongres-kongres terakhir itu tentulah dilakukan
selama bergerilya menghadapi pemerintah Jenderal Lon Nol yang
telah menggulingkan Sihanouk.
Meskipun pegang jabatan terpenting dalarn partai, Saloth Sar
mula-mula hanya berada di latarbelakang dalarn Front Persatuan
Nasional Kamboja persekutuan bersarna antara kaum komunis dengan
golongan lain yang menentang Lon Nol itu. Kedudukannya dalam
Front juga hanya di bidang militer. Yang menonjol ke khalayak
rakyat Kamboja dan dunia luar adalah Khiu Sampan, tokoh muda
yang populer itu, dan Pangeran Sihanouk, yang pengaruhnya ke
rakyat Kamboja masih kuat biar pun dia sudah jatuh. Bahkan
setahun setelah gerilya menang, posisi Saloth Sar masih
dirahasiakan kepada rakyat. Di ulang tahun kemenngan, 1976,
hanya pidato Khiu Sampan yang disiarkan Radio Pnom Penh. Padahal
pembicara utama adalah Saloth Sar.
Seperti pemimpinnya. Partai Komunis Karnboja juga berada di
latarbelakang. Nama partai tak pernah disebutsebut selama masa
gerilya menghadapi Lon Nol. Yang disebut hanyalah Angkar - dan
baru 27 September 1977 di Pnom Penh disebutkan resmi bahwa yang
disebut Angkar tak lain adalan Partai Komunis Kamboja. Meskipur
setahun sebelumnya pernah dimaklumkan bahwa ideologi Angkar
adalah Marxisme-Leninisme. tapi adanya sebuah partai komunis
waktu itu belum disebu tesebut.
Yang menarik ialah bahwa oleh, Pol Pot, pada pidato 27 September
1977 itu, sudah menampakkan hubungan yang tegang dengan Vietnam.
Ia tak melgakui bahwa Partai Komunis Kamboja didirikan karena
pengaruh Partai Lao Dong Vietnam. Pol Pot bahkan mengubah tahun
kelahiran partai: dari 30 September 1951 menjadi 30 September
1960. Dikatakannya bahwa pada tahun itulah 21 orang bertemu
secara rahasia di stasiun kerea api Pnom Penh untuk
menyelenggarakan Kongres Partai yang pertama.
Tentang bantuan Vietnaun selam menghadapi pemerintah Lon Nol
Pemimpin Kamboja ini tak menyebutnya sama sekali. Pol Pot
sendiri memang lebih mesra kepada Peking. Juni 1975, segera
setelah timbul sengketa dengan Vietnam berkenaan dengan
pulau-pulau di Teluk Thailand, Pol Pot diam-diam berangkat ke
Peking dan diterima oleh Ketua Mao. Oktober 1977 Pol Pot
disertai Wakil Perdana Menteri dan Menlunya, leng Sary,
berkunjung Iai ke Peking. Kali ini mereka - dalam potret nampak
gemuk dan buncit - dijamu oleh Wakil Perdana Menteri Teng
Hsiao-p'ing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini