Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Awas, Ada Bahaya Burung

Pesawat jet boeing 747 air india meledak karena ada burung yang nyasar ke lubang mesin. usaha mengusirnya dengan rekaman burung atau dengan suara di frekwensi tinggi. (ling)

14 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAHUN Baru di India dikejutkan dengan kecelakaan udara terbesar selama 4 tahun terakhir di sana. Kaisar Asoka, pesawat jumbo jet Boeing 747 milik Air India Minggu malam meledak di angkasa, hanya beberapa saat setelah lepas landas dari pelabuhan udara Santa Cruz, Bombay. Ribuan keping logam dan sisa jasad 13 penumpang jatuh berderai di lautan Hindia dekat Bandra, sebuah kota pantai di pinggiran Bombay. Sebegitu jauh, itulah kecelakaan udara ketiga dekat Bombay (termasuk satu pesawat Garuda) - dan keempat di India. Oktober 1976. 95 orang tewas dalam kecelakaan jatuh terbakarnya pesawat Caravelle Air India di Santa Cruz. Sementara 49 orang lainnya tewas dalam kecelakaan Boeing 737 yang jatuh dekat New Delhi, Mei 1973. Apa penyebab musibah Tahun Baru itu? Seorang hakim tinggi di India, telah ditunjuk untuk mengusut. Sang Hakim mungkin takhanya perlu menginterogasi orang. Tapi juga burung-burung. Sabtu sebelumnya - hari terakhir 1977 - seekor burung menabrak sayap sang 'kaisar', sehingga para awak lapangan terpaksa kerja lembur di malam dan subuh pergantian tahun itu. Terlambat 17 jam dari jadwal semula, Jumbo Jet yang sudah diobati sayapnya itu mencoba melanglang buana - tapi kontan meledak. Mungkinkah kerusakan sayap itu belum pulih sepenuhnya? Atau ada burung lain yang nyasar ke dalam lubang mesin pancargas? Ini bukan kelakar. Sebab kini sudah ada sejumlah negara yang mulai memperhitungkan faktor burung sebagai ancaman keselamatan penerbangan. Di samping faktor manusia, cuaca, serta teknis pesawat dan landasan yang kurang beres. Camar Di Kaitak Dr Melville, seorang ornitholog (ahli burung) Inggeris, baru-baru ini ditempatkan di lapangan terbang Kaitak, Hongkong. Tugasnya mengusir burung laut yang sering mengganggu keselamatan penerbangan di sana. Apa akal? Caranya sederhana saja. Direkamnya suara burung camar yang ketakutan nun jauh di pesisir Inggeris. Kemudian, dengan bantuan pengeras suara diputarnya kembali rekaman ciap-ciap camar Ingeris itu di Kaitak. Hasilnya: camar-camar Cina itu pun beterbangan ketakutan, lari meninggalkan landasan. Di Belanda, Angkatan Udaranya mempelopori penelitian terhadap ancaman burung. Sudah banyak pesawat pancargas militer yang jatuh karena gangguan mesin, yang diduga akibat tersumbat hurung. Studi itu baru mulai tahun 1976, dengan memasang 'pengusir burung' di pangkalan-pangkalan udara militer, mulai di Leeuwarden. "Burung camar," tuturdrs. L.S. Buurma, seorang ornitnolog pada AU Kerajaan Belanda, "memang senang berkerumun di landasan beton lapangan terbang, malam hari." Soalnya, jalur pendaratan dan lepas landas itu lebih lama menyimpan kehangatan sinar surya ketimbang tanah dan rerumputan. Makanya dia menganjurkan agar para penerbang lebih berjaga-jaga lagi agar tak mebrak camar-camar yang ngantuk di pagi buta, atau sehabis akhir pekan yang sepi. Dan mau tak mau, pembangunan lapangan terbang baru dekat pesisir laut akan mengundang bahaya burung. Misalnya rencana lapangan terbang (internasional) baru yang mau dibangun di tanah laut yang sudah dikeringkan (polder) di Markerwaard, Belanda Tengah. Penelitian itu tak berhenti pada pengamatan dengan mata telanjang. Jaringan radar AU Kerajaan Belanda pun dikerahkan untuk mengikuti pola penerbangan burung laut itu. Maksudnya, agar tak lama lagi dalam peta perhubungan udara Belanda dapat dicantumkan daerah konsentrasi dan rute penerbangan burung. Untuk mengatasinya, sementara ini mungkin akan dikembangkan 'klakson burung' di hidung dan sayap pesawat pancargas, yang mampu mengeluarkan suara di atas 20 ribu cycles. Suara itu tak terdengar lagi oleh kuping, manusia tapi cukup bising bagi burung. Inggeris sudah memasang 'klakson burung elektronis semacam itu di puncak gedung jangkung untuk mengusir burung yang suka bersarang. dan mengotori, sudut gedung-gedung itu. Di Indonesia mungkin ada yang mau memasang jaringan orang-orangan + kaleng kosong yang lebih murah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus