Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bedah Memintas, Perlu Atau Tidak

Coronary bypass surgery, pencangkokan pembuluh darah dari bagian tubuh lain ke pembuluh darah di jantung yang menyempit karena lemak. menimbulkan pertentangan pendapat antara ahli jantung & ahli bedah.(ksh)

14 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SALAH satu pertentangan pendapat dalam dunia kedokteran sepuluh tahun belakangan ini berkisar dalam soal apakah coronary bypass surgery (bedah pembuluh darah memintas) benar-benar bisa memperpanjang umur atau tidak. Pertentangan pendapat itu, yang kini muncul dalam berkala kedokteran menunjukkan bukti-bukti yang mengagumkan. Bedah pembuluh darah memintas, dengan mencangkokkan pembuluh darah dari bagian tubuh yang lain ke pembuluh darah di jantung yang menyempit karena lemak, merupakan cara pengobatan yang sudah belumur 10 tahun. Di Amerika Serikat sekarang ini tiap tahun 70.000 menjalani operasi seperti itu. Ongkosnya berkisar antara $8.000 sampai $20.000. Total $1 milyar dikeluarkan orang Amerika untuk pembedahan tersebut tiap tahun. Kalau bedah ini memang mempernanjang umur dari para penderita sakit janntung, seperti dikatakan para pengikutnya, sudah sepantasnya metode pengobatan ini diperluas pemakaiannya. Tetapi nampaknya tidak demikian, seperti yang terlihat dari sebuah penelitian yang dilaksanakan di sekelompok runahsakit di bawah US Veterans Administration. Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan bulan September dalam New England Medical Journal. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa metode pengobatan itu sebaiknya dibatasi dan lebih baik menggunakan metode pengobatan yang jauh lebih murah, yaitu dengan obat obatan, diit dan latihan fisik. Menurut laporan Veterans Administration, "tak ada perbedaan yang berarti antara mereka yang menjalani opeasi dengan yang hanya berobat. Pada tiga tahun pertama setelah operasi atau iada permulaan pengobatan dengan obat, 87% dari pasien yang dibedah dan 87%, dari yang mendapat obat-obatan tetap hidup." Laporan itu disertai pula dengan sebuah editorial yang ditulis oleh Dr Eugene Braunwald, seorang ahli jantung terkemuka dari Fakultas Kedokteran Universitas Harvard. "Kalau bedah memang benar-benar bisa memperpanjang umur, itu artinya kita harus mulai menscreening orang-orang Amerika yang menanggung risiko terserang penyakit jantung. Seperti mereka yang merokok, yang darahnya mengandung kolestrol tinggi dan lain-lain faktor lagi," katanya. Tetapi katanya, pikiran seperti ini akan mengakibatkan dijalankannya operasi pembuluh darah bagi ratusan ribu orang, yang dengan gampang bisa kita temukan karena mengidap beberapa gejala yang bisanya mengakibatkan serangan jantung. Tapi ini akan mengakibatkan ongkos pengobatan yang berlipat-ganda banyaknya dan biaya pemeliharaan kesehatan akan meliputi ratusan milyar dolar. Ahli Jantung & Tukang Bedah Berbarengan dengan keluarnya artikel tersebut, seorang ahli bedah jantung terkenal Dr Michael DeBakey dari Houston buru-buru memanggil wartawan. Dalam konperensi pers dia menyatakan bahwa hasil operasi pembuluh darah yang dijalan VA itu terlalu sedikit dengan hasil yang rata-rata dicapai oleh rumahsakit di luar grup VA. Keterangan ini memancing banyak pembaca untuk mengirim surat ke majalah kedokteran New England. Majalah itu berjanji akan menjawab surat-surat pembaca yang awam itu, satu kebiasaan yang jarang dilakukan oleh majalah tersebut. Penderita sakit jantung yang bagaimana dan jumlah penderita sebanyak apa yang perlu dijadikan percobaan supaya metode pembedahan ini bisa dilaksanakan secara meluas, masih tanda tanya. Pada tingkat pertama bedah pembuluh darah memintas ini memang masuk akal kalau dilaksanakan, karena sakit jantung koroner disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah jantung yang diakibatkan oleh tumpukan zat lemak. Pembuluh darah koroner terdiri dari dua buah yang melingkari jantung seperti sebuah mahkota. Penyempitan pembuluh darah koroner ini mengakibatkan sakit dada yang oleh dokter disebutkan angina petoris. Apabila tumpukan lemak di situ sampai mengakibatkan tertutupnya aliran darah, terjadilah serangan jantung. Operasi pembuluh darah memintas tersebut secara garis besar adalah dengan mengambil pembuluh darah dari bagian badan lain, biasanya kaki, dan mencangkokkannya pada pembuluh yang menyempit itu. Di Indonesia operasi seperti ini belum pernah dilakukan. Tak dapat dibantah bahwa bedah pembuluh darah memintas bisa menyembuhkan sakit dada secara menakjubkan. Setelah operasi pertama yang berhasil dilaksanakan di Cleveland dan Milwauke dalam pertengahan tahun 1960-an, ratusan cerita dramatis bermunculan. Mereka yang dulunya tak dapat melangkahi tangga biar sejenjang, tiba-tiba bisa naik dan mentercengangkan. Pil mereka buang. Sejak itu para ahli bedah mulai melaksanakan pembedahan secara luas, termasuk membedah orang-orang yang sebenarnya bisa disembuhkan dengan obat-obatan saja. Sejak 1973 lebih 40.000 orang menjalani operasi dan rumahsakit-rumahsakit memperluas fasilitas mereka dengan bagian bedah jantung terbuka. Tetapi para ahli jantung menjalankan penelitian dan pengamatan sendiri-sendiri mengenai perlu tidaknya operasi pembuluh darah memintas ini. Laporan mereka menunjukkan bahwa sakit jantung itu tak selamanya harus menjalani operasi. Dengan obat-obatan cukup. Dan pertentangan pendapat itu nampaknya hanya meliputi dua pihak, ahli jantung dan tukang bedah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus