Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kami adalah pos terdepan

Presiden libanon, amin gemayel, posisinya makin terjepit, dan dikucilkan dari kelompok islam libanon. (ln)

3 Maret 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI bawah tekanan kecamuk perang saudara Libanon, manakala miiisi Drue dan Syiah Amal terlibat pertempuran sengit melawan AD Libanon, Presiden Amin Gemayel meluangkan waktu untuk sebuah wawancara dcngan Jean Larteguy dari Paris Match. Berikut ini petikan wawancara itu, yang dimuat pada terbitan 24 Eebruari 1984: Bulan September 1982, Anda terpilih sebagai presiden. Anda merupakan harapan besar, tapi 17 bulan kemudian Anda menjadi .... Orang yang mesti dimusnahkan? Lebih buruk dari itu. Orang tidak menghiraukan Anda lagi. Anda justru orang yang mesti disingkirkan. Anda mengingatkan orang pada berbagai janji yang tidak ditepati. Radio Israel sudah menyiarkan para pengganti Anda: Raymond Edde atau Danny Camoun. Padahal, Anda masih tetap merupakan manifestasi Libanon. Tidak buat mereka. Sebab, saya bukan manifestasi Libanon Israel, bagi Yerusalem dan bukan juga Libanon Syria untuk Damaskus. Saya merupakan inkarnasi dari Libanon yang sebenarnya. Orang-orang Syiah tidak mengakui Anda. Dalam beberapa jam Beirut Barat mereka rebut dan tentara tidak melawan, bahkan membiarkan semuanya terjadi. Padahal, seharusnya mereka setia dan mendukung Anda. Itu bukan pokok masalah. Mari membahas satu soal ini: di mana berakhir perbedaan antarpribumi dan di mana mulai campur tangan asing? Kita harus tahu, di Libanon sukar menarik garis pemisah antara segala sesuatu yang nasional dan yang asing. Dalam tiap pernyataan berbagai kelompok akan terpantul tesis dan tema yang bukan Libanon. Itulah harga yang harus mereka bayar. Kerusuhan dan pemboman memang membingungkan, membuat kita kehilangan arah. Tapi orang-orang Libanon, Kristen, ataupun Islam tetap memelihara lembaga kenegaraan Libanon. Beberapa pemimpin Islam di Damaskus menolak pengunduran diri saya. Dan segala sesuatunya mesti berlangsung secara legal, dalam bingkai konstitusi. Bukankah Istana Anda sudah ditembaki? Tidak. Tembakan dilakukan untuk menghukum, melalui saya, sebuah Libanon yang menolak jadi Syria atau Israel. Yerusalem dan Damaskus masing-masing menghendaki Libanon tunduk pada mereka. Saya bercita-cita Libanon jadi milik Libanon, solider dengan dunia Arab, dan tidak jadi satelit negara mana pun. Israel mengecam Anda karena tidak melaksanakan persetujuan 17 Mei 1983. Ya, tidak terlaksana karena klausul mengenai penarikan tentara Syria tidak jadi kenyataan. Syria menolak. Dan Israel memberi hak veto kepada Syria karena mereka tahu Syria akan menggunakannya. Dengan demikian, Israel dapat terus bertahan, tidak perlu menarik pasukannya. AS, Prancis, Inggris, dan Italia menarik pasukan mereka dari Libanon. Apakah Anda merasa ditinggalkan oleh sahabat-sahabat Anda? Beritahukan ini pada dunia Barat: bahwa kami merupakan satu pos terdepan sebelum mereka. Pos ini yang mesti dipertahankan. Tapi bagaimana bisa tanpa bantuan Barat? Seluruh bantuan asing ditujukan untuk menciptakan persatuan negeri, bukan menghancurkannya. Dan kami tidak selalu bisa menggantungkan diri pada pasukan multinasional itu. Adanya mereka terutama untuk menciptakan konsensus nasional. Empat belas bulan lalu Anda miliki semua. Apa yang terjadi hingga akhirnya gagal? Betul. Semua pihak memberi saya kesempatan. Saya diterima oleh semua, sampai disepakati persetujuan Libanon-Israel. Begitu persetujuan ditandatangani, berbagai masalah timbul. Mengapa Anda tanda tangani? Tidak ada pilihan lain, kehilangan Libanon Selatan seperti Golan yang dicaplok Israel atau berkompromi dengan negara itu. Lewat suatu perundingan yang berat, yang makan waktu delapan bulan dengan bantuan AS, persetujuan dapat dicapai. Bantuan atau tekanan AS? Satu-satunya tekanan ialah bahwa Israel berusaha menggarap penduduk Libanon. Masyarakat kami memiliki agama yang berlainan dan secara etnis terpecah-pecah, hingga lebih mudah bagi Israel memanfaatkan kontradiksi yang ada. Begitu juga buat Syria. Konflik intern dieksploatasi dan diberi dimensi baru, yakni dimensi bersenjata. Campur tangan asing itu sudah ada sejak lama, sebelum Anda jadi presiden. Itulah sebabnya saya memilih satu sekutu besar, seperti AS, yang tidak mempunyai ambisi pencaplokan wilayah di Libanon. Supaya saya dapat bertahan dari tekanan ambisi Israel dan Syria. Juga untuk membantu mengukuhkan kesatuan Libanon dengan menyingkirkan pengaruh langsung ncgara-negara asing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus