Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terusan Suez berpotensi tak bisa menjadi jalur perdagangan untuk sementara waktu. Proses pembebasan kapal kontainer Ever Given, yang tersangkut di terusan Suez, ternyata lebih sulit dari perkiraan.
Perusahaan evakuasi asal Belanda, Boskalis, menyatakan bakal butuh waktu lebih dari sepekan untuk membebaskan Ever Given dari Terusan Suez. Dengan panjang kurang lebih 400 meter, kata Boskalis, membebaskan Ever Given sama seperti membebaskan paus raksasa yang terdampar di terusan Suez.
"Ini mungkin bisa memakan waktu berminggu-minggu, tergantu situasinya," ujar CEO Boskalis, Peter Berdowski, yang ditugaskan untuk membebaskan kapal kontainer Ever Given dari kanal Suez, Kamis, 25 Maret 2021.
Diberitakan sebelumnya, kapal kontainer Ever Given tersangkut di terusan Suez sejak Selasa kemarin. Kapal seberat 224 ribu ton itu bisa sampai tersangkut gara-gara cuaca buruk, badai pasar, serta kerusakan pada kapal.
Akibat Ever Given tersangkut, kurang lebih ada 206 kapal kontainer dan tanker migas yang sekarang terpaksa menepi di dekat salah satu kanal perdagangan terpenting itu. Adapun sejumlah analis memperkirakan harga migas akan naik dan pelabuhan di Eropa bakal penuh begitu kanal bisa dilewati.
Berdowski melanjutkan, saat ini delapan kapal tarik masih berupaya untuk menggeser Ever Given dari terusan Suez. Jika mentok, ia mengaku sudah memikirkan sejumlah alternatif termasuk mengurangi beban kapal untuk memudahkan pembebasan.
"Sepertinya kami harus bekerja dengan kombinasi mengurangi beban kapal, kapal tarik, serta pengerukan pasir di pingggri kanal," ujar Berdowski soal pembebasan kapal Ever Given.
Sejumlah pakar perkapalan menyarankan berbagai perusahaan untuk mulai memikirkan jalur alternatif jika tidak ada progress signifikan beberapa hari ke depan. Salah satunya adalah jalur Afrika yang akan menambah lama perjalanan pengiriman kurang lebih sepekan.
Dari sekian banyak negara yang menggunakan terusan Suez, Rusia dan Arab Saudi adalah eksportir yang paling aktif. Sementara itu, Cina dan India adalah importir yang paling aktif.
Baca juga: Kapal Kontainer Raksasa Kandas di Terusan Suez, Jalur Laut Asia-Eropa Macet
ISTMAN MP | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini