INILAH pencemaran laut terbesar. Ratusan ahli kimia dari AS ikut membantu para nelayan yang bergulat membendung tumpahan minyak mentah yang menggenang seluas 1.500 km2 di Teluk Alaska, Jumat dua pekan lalu. Tumpahan minyak yang meluas sekitar 2,5 kali luas DKI Jakarta ini datang dari sebuah kapal tangki Exxon Valdez. Sejak berangkat dari stasiun minyak Trans Alaska di Pantai Valdez, kapal milik Exxon Co. itu berjalan aneh. Belakangan ketahuan bahwa Joseph Hazelwood, sang kapten, sedang mabuk. Sehingga kapal menabrak karang dan menumpahkan sebagian besar dari 32 liter minyak mentah. Teluk Alaska, yang semula berwarna biru itu, berubah hitam pekat. Batu karang dan kerikil pantai pun tertutup minyak sampai setebal 30 cm. Kawasan Prince William Sound -- kawasan yang sarat dengan satwa laut seperti kuda laut, ikan paus, burung camar, kerang, ikan salmon, dan plankton -- terkena pencemaran hebat. Sementara penguapan agak lambat karena tebalnya minyak mentah itu, pompa penyedot minyak baru datang beberapa hari setelah kejadian, sebab tangker itu sendiri tak memilikinya. Gara-gara kejadian ini, Gubernur Alaska Steve Cowper pun mengancam akan menutup seluruh jaringan pipa minyak di Alaska bila keselamatan lingkungan Valdez tak juga dihiraukan. Tapi mana mungkin? Sekitar 25% dari seluruh kebutuhan minyak AS berasal dari negara bagian ini -- setiap harinya sekitar 2,1 juta barel dialirkan dari sini ke negara bagian lain. Kini kapten kapal yang pernah ditahan 2 kali dan disita SIM-nya gara-gara menyetir sambil mabuk itu akan diajukan ke pengadilan Negara Bagian Alaska. Sebenarnya yang mabuk tak cuma sang kapten. Seorang petugas radar di Pantai Valdez juga kedapatan mabuk.Didi Prambadi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini