ADA apa di balik pembayaran ganti rugi Irak kepada AS? Hampir setahun negosiasi, akhirnya Irak sepakat membayar US$ 27,3 juta, Senin pekan lalu. Jumlah itu dibayarkan kepada pemerintah AS sebagai ganti rugi 37 awak kapal perang AS yang tewas dalam insiden berdarah dua tahun silam. Waktu itu Perang Iran-Irak tengah memuncak, pada Mei 1987. Dua pesawat buru sergap Irak, Mirage F-1, menghajar lambung fregat AS, USS Stark, yang sedang bertugas menjaga jalur minyak di Selat Hormuz. Akibatnya, 37 awak kapal tewas dan 200 lainnya luka parah. Gedung Putih protes, Kongres AS pun, setelah membuka sidan khusus, mengirimkan protes keras. Irak mengaku salah. Dalam sebuah suratnya yang ditujukan kepada Ronald Reagan, Presiden Saddam Hussein menyebutkan bahwa insiden itu tidak disengaja. "Rasa penyesalan saja agaknya tak cukup untuk mengungkapkan rasa dukacita kami," tulisnya. Sesungguhnya jumlah ganti rugi itu jauh dari jumlah yang dituntut. AS April tahun lalu mengajukan tuntutan US$ 29,6 juta untuk awak yang tewas, US$ 82,9 juta klaim ongkos reparasi kapal, plus ganti rugi untuk sejumlah awak kapal yang selamat. Menurut seorang pejabat AS, jumlah itu akhirnya diterima, agar perundingan segera selesai. Bagi Irak, ini memang soal besar. Negara di kawasan Timur Tengah ini terbelit utang milyaran dolar. Dalam 3 tahun mendatang Irak harus membayar 27 milyar poundsterling kepada sejumlah bank Barat, dan utangnya kepada negara-negara Arab sudah mencapai US$ 50 milyar. Sementara itu, ada pengeluaran yang tak bisa ditunda, yakni penataan kembali Kota Basra yang porak-poranda akibat perang, yang menelan sedikitnya US$ 7 milyar.DP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini