Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 11 orang tewas dan sekitar 300 orang dilarikan ke rumah sakit akibat kebocoran gas pabrik produk polystyrene milik pengusaha Korea Selatan di kota Visakhapatnam, negara bagian Andhra Pradesh, India subuh kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kebocoran gas terjadi saat akan beroperasi kembali setelah India melonggarkan lockdown yang dilakukan sejak 25 Maret lalu untuk mencegah penularan virus Corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Yashwanth Saikumar Ambati, 23 tahun, yang tinggal sekitar 300 meter dari lokasi pabrik mengatakan, dia terbangun sekitar jam 4.30 pagi karena bau yang menyengat.
"Saya kembali tertidur dan saya bangun kembali sekitar jam 6 karena bau semakin menyengat. Mata saya gatal, dan saya merasa mengantuk, pusing, dan sedikit kesulitan bernafas," kata Ambati kepada Reuters.
Warga lainnya yang tinggal tidak jauh dari lokasi ledakan gas mengeluhkan iritasi mati dan sakit perut.
Direktur jenderal Pasukan Tanggap Bencana Nasional mengatakan sedikitnya 11 orang meninggal setelah sekitar 1.000 orang yang tinggal dekat pabrik itu terpapar gas.
Seorang pejabat pendapatan distrik di mana gas itu bocor, B.V. Rani mengatakan dirinya menerima telepon dari aparat kepolisian dekat pabrik yang suaranya terdengar panik.
"Dia meminta saya untuk datang segera ke lokasi," ujarnya.
Setibanya di lokasi, Rani kaget menyaksikan orang-orang pada rubuh tidak sadarkan diri. Mereka ini tinggal di desa bersebelahan dengan lokasi pabrik seluas 60 hektar.
"Saya sendiri menolong lebih dari 15 orang yang berusaha pergi ke arah ambulans yang lari dari desa tetapi terjatuh dalam jarak beberapa meter," kata Rani.
Menurut polisi, satu dari 11 orang yang tewas adalah anak-anak.
Kebocoran gas terjadi sekitr 14 kilometer ke arah daratan dari kota Visakhapatnam di pantai timur negara bagian Andhra Pradesh.
Pabrik yang mengalami kebocoran gas dioperasikan oleh LG Polymers, unit produksi petrokimia terbesar Korea Selatan, LG Chem Ltd.
Menurut juru LG Chem, perusahaan pemilik gas kimia pembuat kemasan styrofoam di Seoul, Korea Selatan, kebocoran gas di India diketahui pekerja yang bertugas di malam hari dan sudah dapat diatasi.
Kepala menteri negara bagian Andhra Pradesh, Jagan Mohan Reddy mengatakan, kebocoran gas terjadi karena bahan mentah disimpan dalam waktu yang lama.
Peristiwa kebocoran gas ini mengingatkan India pada tragedi kebocoran gas di kota Bhopal tahun 1984 yang menewaskan ribuan orang.
Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan berdoa untuk keselamatan semua orang di Visakhapatnam yang mengalami kebocoran gas.
"Saya berdo untuk keselamatan dan kesejahteraan semua orang di Visakhapatnam," kata Modi.
Pemerintah Andhra Pradesh akan memberikan kompensasi kepada keluarga korban tewas akibat kebocoran gas sebesar US$ 131.900 dan akan akan membentuk panel untuk menyelidiki penyebab kebocoran gas ini.
"Jelas ada sesuatu yang salah," kata P.V.Ramesh, penasehat senior di pemerintahan negara bagian itu.