Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Singapura di Jakarta, bekerja sama dengan Yayasan Autisma Indonesia (YAI), mengadakan pemutaran film dari Singapura “The Wayang Kids” di CGV Grand Indonesia, Sabtu, 7 Desember 2019. Ikut hadir dalam acara ini, sutradara film Raymond Tan, produser film Low Kwang Hoe, dan tiga pemain film Austin, Mikail dan Mukesh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedutaan Besar Singapura di Jakarta dalam keterangannya menjelaskan “The Wayang Kids” menceritakan tentang sosok Open, anak laki-laki di Singapura penyandang autisme. Dalam film diceritakan bagaimana Open mengatasi banyak rintangan dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya, mencari teman-teman baru, hingga akhirnya mampu memimpin teman-temannya melakukan pertunjukan opera Cina internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pesan dalam film ini sederhana namun sarat makna, yakni mengingatkan bahwa setiap anak berharga. Film ini juga mengajak semua orang membangun masyarakat yang lebih inklusif bagi orang-orang berkebutuhan khusus,” tulis Kedutaan Singapura di Jakarta dalam keterangan, Sabtu, 7 Desember 2019.
Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Nayar, dalam acara pemutaran film 'The Wayang Kids'. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Singapura di Jakarta.
“The Wayang Kids” merupakan film yang juga dinilai menyoroti keberagaman, budaya dan bahasa yang ada di Singapura. Para pemeran film berasal dari berbagai ras, serta menggunakan dialog dalam bahasa Mandarin dan Inggris.
Film “The Wayang Kids” telah ditayangkan di 14 negara di seluruh dunia dan Indonesia adalah salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang dikunjungi langsung oleh sutradara maupun para pemain film. Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Nayar, ikut menghadiri pemutaran film ini di Jakarta.
Sehari sebelum pemutaran film atau pada 6 Desember 2019, para pemain dan kru “The Wayang Kids” juga mengunjungi 2 sekolah swasta inklusif di Jakarta yaitu Sekolah Cikal dan Sekolah Tunas Indonesia. Kunjungan itu diantaranya untuk mendiskusikan tentang bagaimana sekolah dapat mendukung dan merangkul anak-anak dengan kebutuhan khusus. Kedutaan Singapura berharap dengan adanya kunjungan sekolah dan pemutaran film ini akan menjadi batu loncatan agar lebih banyak pertukaran seperti ini lagi di masa depan.