Di pinggiran Kota Hebron, Tepi Barat, dua mayat membisu tergeletak. Jumat silam, leher Shaker al-Manasra, 25 tahun, berdarah ditembus peluru, sementara Essam al-Tawil, 29 tahun, perutnya membuncah merah. Dua puluh orang Palestina lainnya terluka setelah sebuah serangan kilat tentara Israel mampir ke distrik tersebut.
Di tempat lain, seorang tentara Israel tewas dan dua lainnya cedera dalam suatu serangan oleh gerilyawan Hezbollah Lebanon hari Jumat di daerah pertanian Shebaa yang disengketakan, demikian tutur seorang pejabat keamanan Lebanon. Serangan itu terjadi pukul 12.30 waktu setempat, ketika dua bom meledak dan peluru mortir menghantam patroli Israel, dan sebuah jip Hummer tentara Israel pun terkena. Hezbollah mengaku sebagai pelaku penyerangan itu.
Kekerasan memang masih menghiasi wilayah Israel dan sekitarnya, sebagai lembaran awal pemerintahan persatuan nasional yang dicapai Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dan mantan PM Ehud Barak hari Kamis malam pekan lalu. Ehud Barak akhirnya setuju menjabat menteri pertahanan, sementara Shimon Peres menjabat menteri luar negeri.
Aksi saling serang pekan silam ini mempertebal keyakinan masyarakat dunia bahwa situasi Timur Tengah akan menjadi semakin rumit setelah terpilihnya PM Ariel Sharon. Selasa pekan silam, seorang perwira dari kesatuan elite Yasser Arafat, Force-17, tewas setelah mobilnya diserang tiga rudal dari helikopter Israel. Sehari kemudian, seorang Palestina menerjangkan busnya ke kumpulan tentara Israel dan sipil di sebuah perhentian bus di Azur, dekat Tel Aviv. Akibatnya, tujuh tentara Israel tewas, seorang warga sipil dan puluhan terluka. Sejak akhir September sudah lebih dari 300 orang Palestina, 61 Israel, dan 13 warga Israel-Arab tewas, yang kini menjelma menjadi kekerasan berantai yang melebar hingga ke perbatasan Lebanon.
Dwi Arjanto (dari berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini