Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Presiden Polandia Aleksander Kwasniewski: "Saya Tak Bisa Berpihak ke Aliran Kiri atau Kanan"

18 Februari 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pekan-pekan ini suhu Warsawa boleh jadi menghangat, kendati musim dingin belum usai membungkus Polandia. Panasnya hawa memang tidak mengalir dari perubahan musim, tapi dari sejumlah agenda politik. Pekan lalu, parlemen dan presiden telah usai menandatangani anggaran belanja negara itu untuk tahun anggaran 2002. Usainya acara teken-meneken sekaligus menandai resminya putaran pertama kampanye pemilihan parlemen Polandia—putaran terakhir diperkirakan jatuh pada Oktober tahun ini. Beberapa partai besar akan beradu program. Salah satu dari partai yang akan berlaga itu adalah Democratic Left Alliance (SLD), tempat Presiden Polandia Aleksander Kwasniewski (2000-2005) adalah salah satu pendirinya. Para anggota SLD itu pula yang menjadi salah satu kunci kemenangan Kwasniewski pada pemilu Oktober 2000. Sukses di tahun silam itu bukan cuma spektakuler dari segi persentase. (Mereka meraup 54 persen. Bandingkan dengan Lech Walesa, yang cuma menyabet satu persen suara.) Kwasniewski juga tampil sebagai presiden pertama pascareformasi yang terpilih hingga dua masa jabatan. Berasal dari aliran kiri, bekas Menteri Pemuda (1985-1987) di masa Perdana Menteri Zbigniew Messner itu berhasil memikat publik Polandia dengan menyajikan program ekonomi terbuka yang menjadikan negeri berpenduduk 39 juta jiwa itu melejit sebagai bintang ekonomi Eropa Tengah—tanpa melupakan inflasi dan penganggurannya. Dalam menjalankan pemerintahannya, Kwasniewski banyak mengadopsi kebijakan bahkan gaya hidup yang berakar pada pemikiran kapitalis. Sejumlah pengkritiknya di Warsawa bahkan meledek sang Presiden sebagai bunglon: ideologi kiri, gaya hidup kapitalis. Tapi, menyangkut pola kebijakannya, sang Presiden bukan tanpa alasan: "Ide-ide komunis sudah selesai, tidak lagi bertahan di Polandia ataupun di Eropa," demikian ia menjawab wawancara tertulis TEMPO. Lahir di Bialogard, Provinsi Pomeranian Barat, pada 15 November 1954, ayah satu putri ini melewatkan empat tahun, 1973-1977, untuk studi perdagangan luar negeri di Universitas Gdansk. Sejak mahasiswa, ia menjadi aktivis kampus yang populer: Kwasniewski pernah memimpin University Council of the Socialist Union of Polish Students (SZSP). Bekas pemimpin redaksi harian Sztandar Mlodych (1984-1985) ini mulai terlibat dalam kegiatan politik dan masuk ke jajaran eksekutif birokrasi pada usia muda. Pada umur 32 tahun, ia menjadi Menteri Pemuda. Dan ia cuma perlu satu dasawarsa untuk naik ke tangga tertinggi: Kwasniewski disumpah menjadi Presiden Polandia pada Desember 1995, dan mengulangi sukses serupa tahun silam. Konstitusi Polandia tidak memungkinkannya kembali ke dalam kekuasaan eksekutif. Tapi, Kwasniewski tampaknya akan bekerja keras menggalang kekuatan SLD bersama para tokoh "Poros Tengah" Polandia seperti Maciej Plazyinzki (kini Ketua Sejm), agar partainya tetap berpengaruh kuat dalam memimpin negeri itu. Sebagai presiden, salah satu agenda terpenting yang harus diselesaikan Aleksander Kwasniewski sebelum 2004 adalah keanggotaan Polandia dalam Masyarakat Uni Eropa. Kepada wartawan TEMPO Hermien Y. Kleden, yang mewawancarainya secara tertulis, Aleksander Kwasniewski mengirimkan jawabannya pekan silam. Berikut ini petikannya.
Menjadi anggota Masyarakat Uni Eropa (MUE) adalah target penting negara Anda dalam satu-dua tahun ke depan. Sejauh mana persiapannya? Pertanian akan menjadi salah satu sektor penting. Sejumlah persiapan untuk mendongkrak kualitas pertanian Polandia sedang kami lakukan: menerapkan teknologi modern serta mengadposi metode manajemen, produksi, dan pemasaran hasil pertanian yang lebih baik. Semua hal ini butuh usaha dan persiapan yang tidak kecil. Tapi saya yakin, kami mampu mencapai MUE secara realistis. Pengalaman Yunani dan Portugal—dua anggota baru Uni Eropa—yang punya problem pertanian serupa dengan Polandia, meningkatkan optimisme kami. Pemerintah Polandia berencana menekan sektor pertanian dari 22 persen hingga 10-12 persen dengan alasan efisiensi: salah satu persiapan menjelang masuknya Polandia ke Uni Eropa. Bagaimana Anda akan menghadapi persoalan pengangguran yang pasti meningkat dari sektor pertanian? Gambaran yang kerap disebut saat orang membicarakan pertanian Polandia tidak selalu akurat. Pendapat bahwa masuknya Poland ke Uni Eropa lebih banyak mendatangkan mudarat ketimbang manfaat adalah berlebihan. Sering kali seluruh penduduk di kawasan pedesaan dihitung sebagai petani aktif. Bila kita bicara angka, hemat saya, hanya 12 persen penduduk Polandia bisa kita sebut sebagai tenaga kerja aktif di bidang pertanian—bukan 25 persen. Namun, pengangguran—baik yang nyata maupun terselubung—di kawasan pertanian memang menjadi salah satu problem paling berat dan sulit yang harus kami hadapi. Salah satu efek samping transformasi pertanian adalah menurunnya jumlah pendapatan: banyak petani tidak mampu mengembangkan sumber-sumber yang ada untuk meningkatan penghasilan. Bagaimana sektor pertanian Polandia akan bersaing dengan para tetangganya dari Eropa Barat, yang usaha pertaniannya lebih maju dari segi pengelolaan ataupun distribusi? Dalam satu dasawarsa terakhir, ratusan pertanian besar telah kami kembangkan. Mereka ini kita harap mampu berkompetisi tidak hanya di pasar lokal, tapi juga dalam MUE. Tugas pemerintah adalah mendorong dan membantu modernisasi teknologi pertanian. Dengan begitu, kami bisa meningkatan efisiensi dan mampu bergabung dalam jaringan ekonomi global. Manfaat apa saja yang dapat dipetik dari keanggotaan Eropa Bersama, mengingat Polandia hanya satu dari sejumlah anggota MUE dengan sekian ragam kepentingan? Ada sejumlah keuntungan. Sebagai anggota baru, pertanian Polandia akan sepenuhnya dibiayai Common Agriculture Policy (CAP) Uni Eropa, yang menguasai separuh bujet MUE. Dengan bergabung dalam CAP, Polandia akan memperoleh suntikan dana untuk meningkatkan kinerja pertanian, memperbaiki produksi, dan menarik para investor. Apa yang akan terjadi pada pertanian-pertanian berskala kecil? Mereka bisa menjual tanahnya dan membuka usaha-usaha baru di bidang lain. Pengangguran juga muncul di luar sektor pertanian pascareformasi 1989. Apa yang harus dilakukan untuk menekan penggangguran ini? Menekan pengangguran memang soal penting yang harus segera kami atasi. Beberapa program antipengangguran yang kami terapkan sejauh ini sudah menunjukkan beberapa hasil. Restrukturisasi pada sejumlah bidang industri—antara lain industri pertambangan dan baja—apa boleh buat, mau tak mau harus menghadapi risiko pengurangan tenaga kerja. Harus juga diingat, pasar tenaga kerja Polandia akan menghadapi ledakan angkatan kerja era 1980-an. Saya berusaha fokus pada masalah-masalah melalui kerja sama dengan pemerintah (pemerintahan Polandia sekarang dikendalikan oleh Perdana Menteri Jerzy Buzek dari partai minoritas AWS, Solidarity Electoral Action) baik sekarang maupun yang akan datang. Polandia juga mereformasi bidang pendidikan untuk menghasilkan angkatan kerja yang bermutu—sesuai dengan tuntutan dunia modern. Strategi apa yang menurut Anda paling jitu untuk menekan inflasi? Merancang berbagai instrumen solusi ekonomi bukanlah tugas seorang presiden (Polandia). Tapi sejumlah tantangan serius di bidang ekonomi memang tengah kami hadapi. Dunia kini jauh lebih terbuka. Kami tidak lagi menghadapi aneka hambatan di perbatasan, tapi itu berarti kompetisi antarnegara pun makin kuat. Menurut saya, kompetisi ini hanya bisa dihadapi dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas—di luar kompetisi harga, tentu saja. Kami harus mampu melempar produk-produk kelas satu dengan label made in Poland ke pasar dunia. Dengan cara itu, kami bisa membangun citra ekonomi yang kuat dan memantapkan posisi produk-produk kami di level internasional. Apa strategi khusus Anda menekan defisit perdagangan? Menarik investasi asing. Produksi perusahaan asing di Polandia akan menekan impor. Investasi asing juga dengan sendirinya membuka peluang kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Polandia. Masuknya modal asing akan membuka pula jaringan distribusi internasional bagi hasil-hasil produksi negara kami. Periode 2000-2005 adalah masa pemerintahan Anda yang kedua. Menurut Anda, mengapa warga Polandia—yang menjatuhkan komunisme pada 1989—memilih Anda, yang golongan kiri, hingga dua masa jabatan? Ada sejumlah program perbaikan ekonomi yang saya tawarkan, dan itu dapat berjalan baik. Tapi, menurut saya, alasan utama dukungan tersebut adalah warga Polandia setuju dengan cara saya menjalankan jabatan presiden. Saya berusaha menerapkan platform kerja sama yang rasional dan bijaksana dari semua kekuatan politik yang ada. Saya menekankan pentingnya dialog dalam kesulitan. Sejak bersumpah sebagai presiden di hadapan Majelis Nasional, saya berpendapat seorang presiden tidak boleh berpihak pada golongan kiri atau kanan, melainkan pada kemaslahatan rakyat banyak dan negara. Sebagai presiden yang berasal dari golongan kiri, implementasi aneka kebijakan justru berakar pada ideologi kapitalis: pasar bebas, persaingan terbuka—sekadar menyebut beberapa. Apa komentar Anda? Ideologi komunis sudah runtuh, di Polandia ataupun di Eropa. Satu-satunya alternatif untuk golongan kiri modern adalah model sosial demokratis. Pada tataran praktek, model ini menyerap aspirasi reformasi serta kombinasi pasar bebas tanpa meninggalkan keadilan sosial. Pemahaman tentang keadilan sosial pun sudah bergeser: kita bicara tentang kesempatan yang setara, bukan pembagian modal atau pendapatan yang merata. Komitmen, inisiatif, dan kreativitas individual adalah elemen-elemen yang amat bernilai. Menurut saya, perlu ada pendekatan baru dalam kebijakan sosial dan ekonomi untuk kemudian dipadukan dengan pragmatisme orientasi pasar tanpa melupakan solidaritas dan kepekaan sosial terhadap individu. Bagaimana Anda mengartikan solidaritas? Kemauan bekerja sama dan mendukung satu sama lain. Di dalam solidaritas, harus ada rasa hormat terhadap keberagaman, kemerdekaan, harga diri, dan kesejahteraan manusia sebagai suatu individu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus