Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pasukan Pengamanan Presiden dan Tentara Menghalangi Upaya Penahanan Yoon Suk Yeol

Pasukan pengamanan presiden dan tentara menghalangi otoritas yang ingin menahan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Jumat, 3 Januari 2025

4 Januari 2025 | 09.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kendaraan dari petugas Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi berada di depan kediaman resmi Yoon Suk Yeol di Seoul, Korea Selatan, 3 Januari 2025. Yoonhap via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan pengamanan presiden dan tentara menghalangi otoritas yang ingin menahan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Jumat, 3 Januari 2025. Upaya menghalang-halangi ini berlangsung sampai enam jam di area rumah dinas presiden di jantung Kota Seoul.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yoon saat ini diskors dari jabatannya sebagai orang nomor satu di Korea Selatan buntut dari keputusannya memberlakukan darurat militer pada 3 Desember 2024. Ini adalah upaya penahanan pertama pada seorang presiden Korea Selatan yang masih menjabat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Hampir mustahil melaksanakan surat perintah penangkapan karena kebuntuan yang sedang terjadi,” demikian keterangan Badan Antikorupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO). 

Para simpatisan Yoon juga berupaya menghalangi otoritas CIO dan aparat kepolisian yang ingin menangkap Yoon. Mereka berkumpul sejak subuh dan menggunakan kalimat ‘Stop the Steal’, yakni slogan yang dipopulerkan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, untuk menghalangi upaya penahanan pada Yoon.    

Lebih dari 200 pasukan pengamanan presiden dan tentara menghalang-halangi otoritas CIO dan aparat kepolisian yang berjaga di area kediaman Yoon. Sempat terjadi ketegangan antara kedua belah pihak. Pasukan pengamanan presiden tampak membawa senjata, namun tidak menarik pelatuknya. 

Yoon, yang dimakzulkan sejak 14 Desember 2024, tidak tampak batang hidungnya saat terjadi ketegangan tersebut. Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan tentara yang ada di kediaman Yoon dikendalikan oleh pasukan pengamanan presiden. 

Otoritas CIO lalu memutuskan mundur dan tak jadi menahan Yoon sekitar pukul 13.30 siang dengan alasan waswas dengan keamanan personel CIO. Tak lama, CIO menyatakan sangat menyayangkan sikap Yoon yang tak mau bekerja sama. 

CIO akan mempertimbangkan langkah berikutnya. Kepolisian Korea Selatan yang menjadi bagian dari tim investigasi, telah menetapkan kepala pasukan pengaman presiden dan wakilnya, sebagai terduga pelaku yang menghalang-halangi otoritas penegakan hukum yang hendak menjalani tugas. Keduanya akan dipanggil untuk diinterograsi pada Sabtu, 4 Januari 2025. Menghalang-halangi aparat penegak hukum dalam bertugas masuk kategori tindak kriminal karena seorang presiden Korea Selatan tak punya imunitas terhadap hukum. 

Sebelumnya pada Selasa, 31 Desember 2024, pengadilan mengesahkan surat penahanan terhadap Yoon setelah dia beberapa kali mengabaikan pemanggilan pemeriksaan terkait keputusannya memberlakukan darurat militer pada Desember lalu. Putusan pengadilan ini berlaku hanya sampai 6 Januari 2025. 

Sumber: Reuters

 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus