Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Taiwan pada Senin, 25 November 2024, melaporkan sebuah balon dari Cina terdeteksi di wilayah utara laut Taiwan. Ini adalah kejadian pertama kali sejak April 2024, di mana Taipe memandang kejadian ini sebagai sebuah pola kekerasan oleh Beijing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Taiwan diklaim Cina sebagai wilayah tak terpisahkan dari Negeri Tirai Bambu itu. Taiwan mengklaim dalam beberapa Minggu terakhir menjelang pilpres Taiwan pada Januari 2024 lalu, aktivitas balon Cina tanpa diduga muncul. Insiden ini digambarkan sebagai bagian dari kampanye Cina untuk menekan Taiwan atau yang disebut zona perang abu-abu, yang dirancang untuk melelahkan musuh menggunakan sejumlah taktik tanpa perang terbuka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Taipe dengan tegas menolak klaim kedaulatan Cina atas wilayah itu dengan mengatakan hanya masyarakat Taiwan yang berhak menentukan masa depan Taiwan. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan sebuah balon terdeteksi pada Minggu, 24 November 2024, sekitar pukul 6.21 malam di posisi 111 kilometer utara Pelabuhan Keelung, Taiwan. Dua jam kemudian, balon itu hilang setelah terbang di ketinggian 10 ribu meter, tanpa sempat melintasi wilayah Taiwan
Kementerian Pertahanan Cina enggan berkomentar perihal ini. Cina sebelumnya mengesampingkan keluhan Taiwan soal balon-balon tersebut, dengan alasan (balon itu) untuk tujuan meteorologi dan tidak seharusnya dibesar-besarkan dengan alasan politik.
Secara potensial Cina bisa saja menggunakan balon-balon itu untuk memata-matai dan pada tahun lalu kejadian ini telah menjadi isu global, khususnya ketika Amerika Serikat menembak balon yang disebut sebuah balon mata-mata Cina. Terkait dengan kejadian ini, Beijing mengatakan balon itu adalah sebuah pesawat sipil yang secara kebetulan tersesat.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini