Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kemlu, UNDP dan IOM Bikin Program Kolaborasi Tata Kelola Migrasi

Kemlu ingin memastikan warganya melakukan migrasi dengan aman dan teratur. Migrasi adalah pilihan dan hak bagi semua orang

23 Juli 2024 | 20.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pemudik di Pelabuhan. TEMPO/Johannes P. Christo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri RI Penny Dewi Herasati mengakui migrasi adalah hak bagi semua orang, namun Indonesia ingin memastikan warganya melakukan migrasi dengan aman dan teratur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Migrasi itu adalah hak dan pilihan (dengan) alasan apa pun. Pendidikan, pekerjaan, keluarga dan seterusnya,” kata Penny di Jakarta, Selasa, 23 Juli 2024, dalam acara 'Simposium Nasional: Tata Kelola Migrasi untuk Pembangunan Berkelanjutan' yang diselenggarakan Kemlu RI dan PBB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agar migrasi aman dan teratur, Kemlu RI, Badan Program Pembangunan PBB (UNDP), dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengadakan program kolaborasi bernama “Tata Kelola Migrasi untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia” pada periode 2022-2024. Program yang didanai oleh Dana Perwalian Migrasi Multi-Mitra (MMPTF) ini, bertujuan memperkuat kapasitas pemerintah pusat dan daerah dalam mengelola migrasi tenaga kerja.

Selain itu, program itu juga menyusun kebijakan dan program yang responsif gender, berbasis hak dan mengakui potensi migran yang dapat berkontribusi dalam pembangunan yang sejalan dengan Kesepakatan Global tentang Migrasi (GCM). Menurut Penny, pelaksanaan GCM itu salah satunya adalah menyusun indikator tata kelola migrasi yang bisa mengukur efek dari kebijakan pemerintah tentang migrasi, yakni apakah kebijakan itu sudah cukup baik atau masih perlu diperkuat lagi

Pada kesempatan yang sama, Perwakilan UN Women Indonesia Dwi Yuliawati Faiz menyampaikan program kolaborasi tersebut juga memasukkan tata kelola migrasi responsif gender ke dalam rancangan RPJMN 2025-2029. “Jadi, sudah bisa dipastikan bahwa program ini juga menjamin keberlanjutannya,” kata Dwi.

Sementara itu, anggota UNDP Siprianus Bate Soro mengatakan ada tiga hal penting yang dilakukan dalam program kolaborasi tersebut, yang pertama adalah koordinasi dan sinergi berbagai pihak tingkat nasional dan daerah. Kedua, program tersebut juga berupaya mengeksplorasi sumber pembiayaan alternatif yang lebih mudah agar para migran tidak terjebak utang.

Ketiga, program tersebut mendukung warga Indonesia yang bermigrasi untuk melakukan migrasi dengan aman dan legal. “Silahkan bermigrasi tapi dengan cara yang legal, yang ada skema perlindungannya, sehingga bermigrasi itu bukan kutukan tapi rejeki, manfaat untuk pembangunan bagi keluarga dan bagi masyarakat,” kata Siprianus.

Pilihan editor: Hamas Minta Masyarakat Dunia Ikut Intervensi Perang Gaza, Bukan Jadi Penonton

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus