Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ketika Jumlah Kematian Meningkat di Jalur Gaza, Truk Es Krim Jadi Kamar Mayat

Para pejabat kesehatan di Jalur Gaza terpaksa menyimpan jenazah di dalam truk freezer es krim karena mengirim ke rumah sakit terlalu berisiko.

16 Oktober 2023 | 10.04 WIB

Orang-orang membawa jenazah seorang warga Palestina, yang tewas dalam serangan Israel, dari truk es krim tempatnya disimpan, saat kamar mayat rumah sakit penuh sesak, di tengah konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung, di Jalur Gaza tengah, 15 Oktober 2023. REUTERS/Stringer
Perbesar
Orang-orang membawa jenazah seorang warga Palestina, yang tewas dalam serangan Israel, dari truk es krim tempatnya disimpan, saat kamar mayat rumah sakit penuh sesak, di tengah konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung, di Jalur Gaza tengah, 15 Oktober 2023. REUTERS/Stringer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas terpaksa menyimpan jenazah warga Palestina yang tewas akibat serangan udara Israel di dalam truk freezer es krim karena memindahkan mereka ke rumah sakit terlalu berisiko dan tempat pemakaman terbatas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Israel telah melancarkan pengeboman paling sengit di Jalur Gaza untuk membalas kelompok militan Palestina Hamas setelah mereka melakukan serangan paling mematikan terhadap Israel selama beberapa dekade.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kamar mayat rumah sakit hanya dapat menampung 10 jenazah, jadi kami telah membawa freezer es krim dari pabrik es krim untuk menyimpan sejumlah besar korban syuhada,” kata Dr. Yasser Ali dari rumah sakit Shuhada Al-Aqsa di Deir Al- Bala.

Truk freezer yang di sisinya masih menampilkan gambar iklan anak-anak tersenyum menikmati es krim, biasanya digunakan untuk melakukan pengiriman ke supermarket. Kini, tempat-tempat tersebut menjadi kamar mayat darurat bagi para korban perang dahsyat antara Hamas dan tentara Israel.

Militer Israel mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya masih mengizinkan warga Gaza untuk mengungsi ke selatan menjelang serangan darat yang diperkirakan akan dilakukan sebagai pembalasan atas serangan delapan hari lalu oleh kelompok bersenjata Hamas, yang menewaskan 1.300 orang di Israel.

Pihak berwenang di Gaza mengatakan serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 2.300 orang, seperempat di antaranya anak-anak, dan sejauh ini hampir 10.000 orang terluka. Rumah sakit kekurangan persediaan dan kesulitan untuk mengatasi meningkatnya jumlah korban luka.

Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas setelah para pejuangnya mengamuk di kota-kota Israel pada 7 Oktober dengan menembak pria, wanita dan anak-anak serta menyandera. Itu berarti jumlah korban tewas di Gaza akan meningkat tajam.

“Bahkan dengan freezer ini, jumlah (orang mati) melebihi kapasitas kamar mayat utama rumah sakit ini, dan kamar mayat alternatif, dan antara 20 hingga 30 jenazah juga disimpan di tenda,” kata Ali sambil membuka pintu freezer untuk menunjukkan tubuh yang diselimuti putih di dalamnya.

“Jalur Gaza sedang dalam krisis dan jika perang terus berlanjut seperti ini, kami tidak akan bisa menguburkan korban tewas. Pemakaman sudah penuh dan kami membutuhkan kuburan baru untuk menguburkan jenazah,” kata Ali.

Di Kota Gaza juga, pihak berwenang sedang mempersiapkan kuburan massal, kata kepala Kantor Media Pemerintah, Salama Marouf.

“Mengingat banyaknya syahid di kamar jenazah RS Al-Shifa, yang kerabatnya tidak datang untuk menguburkan mereka, tanda-tanda perubahan mulai terlihat pada jenazah,” ujarnya.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus