Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada hari ke-368 agresi Israel ke Jalur Gaza, penjajah Israel melakukan delapan pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Jalur Gaza, di mana 56 korban tewas dan 278 korban luka-luka tiba di rumah sakit dalam waktu 24 jam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 41.965 martir dan 97.590 orang terluka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan, dan ambulans serta kru pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka.
Pasukan pendudukan Israel terus melakukan pembantaian di Jalur Gaza, diperparah dengan blokade udara, laut, dan darat yang memperdalam penderitaan warga. Penjajah Israel melakukan tiga pembantaian terpisah di berbagai lokasi di Jalur Gaza, yang menyebabkan banyak korban gugur dan luka-luka.
Jumlah korban tewas akibat bombardir penjajah Israel terhadap kamp Nuseirat dan al-Bureij di Gaza tengah meningkat menjadi 27 orang. Pencarian orang hilang dan tewas sedang berlangsung di sebuah bangunan yang menjadi target penjajah di Blok 3 kamp al-Bureij, yang menjadi tempat penampungan bagi puluhan pengungsi.
Selain itu, di Khirbet al-Adas, sebelah utara kota Rafah di Jalur Gaza selatan, penembakan Israel terhadap sebuah masjid mengakibatkan kematian seorang wanita dan melukai beberapa orang lainnya.
Al Mayadeen juga melaporkan adanya tembakan dari helikopter Israel yang diarahkan ke rumah-rumah penduduk di daerah Beit Lahia di utara Gaza, yang menargetkan kamp Jabalia, Beit Lahia, dan siapa pun yang bergerak di wilayah utara.
Dia menambahkan bahwa pasukan penjajah menjatuhkan selebaran perintah evakuasi untuk ketiga kalinya di atas Beit Lahia dan daerah sekitarnya, yang mendesak warga Gaza untuk bergerak ke arah selatan Jalur Gaza.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Gaza mengeluarkan imbauan terakhir sebelum rumah sakit di Gaza dan kegubernuran utara berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar.
Mereka meminta semua organisasi internasional dan kemanusiaan yang relevan untuk segera turun tangan guna memastikan pengiriman bahan bakar yang diperlukan untuk menyalakan generator listrik di fasilitas-fasilitas kesehatan.
AL MAYADEEN
Pilihan Editor: Perintah Evakuasi: Taktik 'Moral' Israel di Lebanon dan Gaza