Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Médecins Sans Frontières (MSF) atau yang dikenal sebagai Dokter Lintas Batas, mengeluarkan seruan mendesak kepada Israel dan Amerika Serikat untuk menghentikan serangan mereka terhadap Jalur Gaza di Palestina. MSF menyatakan bahwa konflik yang telah berlangsung selama satu tahun terakhir ini tidak hanya menghancurkan banyak infrastruktur dan jiwa, tetapi juga mencerminkan ketidakpedulian yang sangat mengkhawatirkan. Sekretaris Jenderal MSF, Chris Lockyear, menggarisbawahi bahwa ribuan nyawa telah melayang, termasuk anak-anak yang tidak bersalah, di kawasan yang seharusnya tidak boleh menjadi sasaran serangan militer.
Dalam pernyataan resminya yang dikeluarkan pada Jumat, 4 Oktober 2024, Chris menyesalkan tindakan sekutu-sekutu Israel yang terus memberikan dukungan militer, sementara pembantaian terhadap anak-anak terus terjadi, tank-tank menghancurkan tempat-tempat yang seharusnya menjadi perlindungan yang aman, dan serangan udara membombardir area-area yang dikategorikan sebagai zona kemanusiaan.
Chris juga mengkritik Israel yang dinilai memperlakukan warga Gaza secara tidak manusiawi dan gagal membedakan antara sasaran militer dan warga sipil. Karena itu, ia menyerukan agar segera dilakukan gencatan senjata untuk menghentikan kekerasan yang terus berlanjut.
"Satu-satunya cara menghentikan pembunuhan adalah dengan gencatan senjata yang segera dan berkelanjutan," ujarnya.
Chris menyatakan bahwa meskipun Amerika Serikat baru-baru ini menyerukan gencatan senjata, pada kenyataannya, negara tersebut sering terlibat dalam memperkeruh, menghambat, dan merusak upaya gencatan senjata di Dewan Keamanan PBB.
Chris juga menjelaskan bahwa konflik di Gaza telah memperburuk ketegangan di kawasan, yang kini telah mencapai titik kritis. Serangan Israel semakin intensif di Tepi Barat dan juga meluas ke Lebanon, yang telah menyebabkan kerugian besar bagi warga sipil. Berdasarkan situasi ini, MSF mengajukan tujuh tuntutan utama.
;
1. Gencatan senjata yang berkelanjutan harus segera dilaksanakan.
2. Pembunuhan massal terhadap warga sipil harus segera dihentikan.
3. Penghancuran sistem kesehatan dan infrastruktur sipil harus dihentikan.
4. Blokade di Gaza harus diakhiri.
5. Israel harus membuka perbatasan darat yang vital, termasuk penyeberangan Rafah, untuk memastikan bantuan kemanusiaan dan medis dalam skala besar dapat segera mencapai mereka yang membutuhkan.
6. Israel harus menjamin evakuasi medis bagi mereka yang membutuhkan perawatan medis khusus, termasuk pengasuhnya, dan memungkinkan mereka yang ingin mencari perlindungan di luar negeri untuk melakukannya, sambil memastikan semua orang dapat kembali ke Gaza dengan aman, sukarela, dan bermartabat.
7. Dewan Keamanan PBB harus mengambil tindakan memastikan gencatan senjata sebagai penjamin perdamaian dan keamanan internasional, serta menghentikan kelambanannya terhadap kehancuran yang terus berlangsung di Jalur Gaza.
MSF turut melaporkan bahwa korban terus berjatuhan di Jalur Gaza setiap hari akibat pengeboman yang dilakukan oleh Israel dengan dukungan dari Amerika Serikat. Warga yang mereka rawat mengalami berbagai luka serius seperti luka bakar, patah tulang, hingga tubuh yang terpotong. Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, MSF telah memberikan perawatan kepada lebih dari 27.500 pasien dengan cedera akibat kekerasan, di mana lebih dari 80 persen luka-luka tersebut berkaitan dengan pengeboman.
Menurut Amber Alayyan, manajer program medis MSF, tim mereka sering harus melakukan operasi tanpa anestesi karena keterbatasan peralatan medis. Mereka juga menyaksikan anak-anak yang sekarat di lantai rumah sakit karena kekurangan pasokan, sementara beberapa di antara pasien yang dirawat adalah rekan kerja dan keluarga staf medis sendiri.
Kondisi semakin memburuk akibat serangan Israel yang terus meningkat, sedangkan fasilitas kesehatan di Gaza semakin rusak. Dari 36 rumah sakit yang ada, hanya 17 yang masih bisa beroperasi secara terbatas. Selain itu, serangan yang terjadi di dekat rumah sakit mengancam keselamatan pasien, petugas medis, dan pengasuh. Enam rekan MSF telah menjadi korban tewas dalam serangan tersebut.
Alayyan juga menyoroti bahwa akses terhadap layanan kesehatan semakin diperparah oleh kekurangan pasokan kemanusiaan. Israel secara rutin menerapkan aturan yang tidak jelas dan sering berubah terkait izin masuknya bantuan ke Gaza. Setelah bantuan masuk, distribusinya sering kali terhambat oleh berbagai faktor, seperti jalan yang tidak aman, pertempuran, hingga penjarahan terhadap makanan dan kebutuhan dasar lainnya.
ANANDA RIDHO SULISTYA | SAVERO ARISTIA WIENANTO
Pilihan editor: Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini