Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ketika Kematian Semakin Dekat

Menyusul spekulasi santer tentang kematian sang ”khalifah” Abu Bakr al-Baghdadi, berlangsung pertarungan seru untuk menjadi orang nomor satu ISIS.

24 Juli 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Merasa kematian semakin dekat, pemimpin tertinggi kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) meninggalkan sebuah wasiat penting buat para pengikutnya. Sang pemimpin, Abu Bakr al-Baghdadi, kini mulai memberikan wewenang lebih besar kepada para pejabat madya dan tinggi ISIS untuk membuat keputusan sendiri tanpa harus menunggu markas besar di Raqqa.

Pesannya jelas: kematian Al-Baghdadi-oleh Amerika Serikat kepalanya dihargai US$ 20 juta-atau pimpinan pucuk lain tidak boleh menyurutkan "perang suci" ISIS melawan Barat, Syiah, negara-negara Arab yang korup, dan lain-lain. Surat kabar The New York Times memberitakan perkembangan ini pada pekan lalu dari sumber-sumber intelijen tepercaya Amerika Serikat dan Irak.

ISIS, yang kini kehilangan banyak pemimpin dan wilayah-baru saja angkat kaki dari Mosul, kota terbesar kedua yang secara gemilang "dibebaskan" dari tentara Irak dua tahun lalu-tengah menghadapi saat-saat genting. Kabar kematian Baghdadi, yang boleh jadi diembuskan untuk melumpuhkan semangat laskar ISIS dan diklaim kebenarannya oleh Rusia, begitu cepat menyebar. Bahkan sebuah suara dari dalam ISIS sendiri mengakui betapa ajal telah merenggut hidup Al-Baghdadi setelah serangan udara pesawat Rusia di sebuah lokasi di pinggiran Kota Raqqa. Konon, saraf tulang belakangnya terkena pecahan granat.

Menurut seorang kombatan ISIS yang menyeberang ke pihak lawan di Turki, Baghdadi terluka parah tapi pikiran masih jernih dan semangat tempurnya tinggi. Kini ia di bawah perawatan serius sembilan dokter spesialis yang khusus didatangkan ke Raqqa. Dibanding di tempat lain, di kota itulah obat-obatan dan alat kedokteran mudah didapat.

Hisham al-Hashimi, penasihat pemerintah Irak, mengakui bahwa Abu Bakr al-Baghdadi "terluka di Al-Baaj, dekat Desa Umm al-Rous, pada 18 Maret, sewaktu tengah dalam iring-iringan tiga kendaraan". Kemungkinan besar, menurut dia, serangan ini menggunakan drone.

Belum jelas benar siapa yang bakal menggantikan Al-Baghdadi, tapi sejumlah pengamat melihat Iyad al-Obaidi dan Ayad al-Jumaili sebagai dua kandidat terkuat. Meski begitu, siapa saja di antara keduanya yang terpilih menggantikan Baghdadi belum tentu mendapat gelar khalifah.

Obaidi, berusia 50-an tahun, kini menjabat menteri urusan perang ISIS. Sedangkan Jumaili, di pengujung 40-an tahun, mengepalai badan keamanan Amniya. April lalu, stasiun televisi milik pemerintah Irak mengabarkan Jumaili terbunuh, tapi hal itu tidak terbukti. Keduanya bergabung dengan kelompok pemberontak Sunni Salafi di Irak pada 2003 setelah invasi pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat menumbangkan rezim Saddam Hussein.

Obaidi dan Jumaili menjadi orang dekat Baghdadi setelah serangkaian serangan udara tahun lalu menewaskan Abu Ali al-Anbari, menteri urusan perang Abu Umar al-Syisyani, dan kepala propaganda ISIS Abu Muhammad al-Adnani.

"Jumaili mengakui Obaidi sebagai seniornya, tapi bukan calon pengganti yang pasti, tergantung kondisi," kata Hisham al-Hashimi, penasihat urusan ISIS di beberapa pemerintahan di Timur Tengah. "Bisa saja bukan keduanya yang menggantikan Baghdadi."

Baghdadi menyatakan berdirinya khilafah islamiyah sekaligus menyatakan diri sebagai khalifah pada Juni 2014. Pengumuman itu dia sampaikan saat berpidato di Masjid Agung An-Nuri di Kota Mosul, Irak, yang kemudian diledakkan oleh ISIS. Obaidi atau Jumaili ada kemungkinan tidak akan diangkat sebagai khalifah karena pemahaman Islamnya lemah.

"ISIS tidak lagi memiliki wilayah kekuasaan. Dan tidak satu pun dari keduanya mempunyai pemahaman mendalam soal ajaran Islam," ujar Fadhil Abu Raghif, ahli kelompok ekstremis dari Irak. Kalau benar begitu, menurut Hashimi, sebutan bagi pengganti Baghdadi hanya emir.

Penunjukan pemimpin baru ISIS membutuhkan persetujuan dari Majelis Syura, yang beranggotakan delapan orang. Namun Majelis tidak akan menggelar rapat karena alasan keamanan. Mereka akan menentukan pilihan masing-masing melalui kurir. Enam anggota Majelis adalah orang Irak, satu dari Yordania, dan seorang lagi warga Arab Saudi. Semuanya merupakan veteran pemberontak Sunni Salafi. Anggota kesembilan adalah lelaki Bahrain, yang terbunuh dalam sebuah serangan udara akhir bulan lalu.

Beberapa pekan lalu, seorang penduduk Mosul-kota terbesar kedua di Irak-mengirim pesan pendek kepada dinas intelijen Irak di Ibu Kota Bagdad. Pengirim yang tidak disebutkan identitasnya itu mengungkapkan bahwa Baghdadi uring-uringan lantaran ISIS tengah terdesak. "Baghdadi menjadi sangat pemarah, dan dia bahkan berani tampil di muka umum," kata warga Mosul itu. "Dia biasanya begitu hati-hati soal penampilannya, tapi hal itu tidak berlaku lagi sekarang."

Mosul merupakan salah satu basis pertahanan terpenting ISIS selain Kota Raqqa di Suriah. Di Mosul pula, pada Juni 2014, Baghdadi mengumumkan berdirinya khilafah islamiyah dengan dirinya sebagai khalifah. Informan itu mengatakan Baghdadi kini hidup dalam bunker yang terhubung dengan sejumlah wilayah di Mosul. "Dia juga tidur memakai sabuk peledak karena dia tidak ingin ditangkap hidup-hidup," ujarnya.

Idrus F. Shahab (The New York Times, The Washington Post, Associated Press, TheDaily Beast)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus