Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kejahatan Israel sudah di luar batas. Di saat dunia berfokus pada serangan-serangan Israel terhadap UNIFIL di Lebanon, pasukan Netanyahu memperluas serangan mereka ke Gaza utara, dan tank-tank mencapai tepi utara Kota Gaza, menggempur beberapa distrik di lingkungan Sheikh Radwan dan memaksa banyak keluarga untuk meninggalkan rumah mereka, kata penduduk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sembilan hari setelah operasi besar Israel di Gaza utara, kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan bahwa serangan Israel telah menewaskan sekitar 300 warga Palestina di sana. Mereka menyebutkan bahwa pengeboman Israel terhadap rumah-rumah warga sipil dan tempat penampungan pengungsi dimaksudkan untuk memaksa penduduk meninggalkan Gaza untuk selamanya, yang dibantah oleh Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lisensi Israel untuk Genosida
Hamas mengecam serangan Israel yang sedang berlangsung di Kamp Pengungsi Jabalia, di wilayah Palestina.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Al Jazeera, Hamas mengecam "kampanye militer kriminal di Gaza utara, pengetatan pengepungan, pengisolasian daerah tersebut melalui tembakan yang intens dari Kota Gaza, dan eskalasi pengeboman dan pembantaian yang menargetkan warga sipil yang tidak bersenjata".
"Diamnya masyarakat internasional atas genosida yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun ini... merupakan lisensi" bagi Israel untuk "melanjutkan eskalasi dan memperluasnya ke negara-negara lain di kawasan ini".
Israel Halangi Tim Penyelamat
Ismail al-Thawarta, Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, menuduh pasukan Israel menghalangi tim penyelamat untuk membantu para korban serangan di wilayah utara Gaza yang terkepung.
"Tentara Israel mencegah tim pertahanan sipil untuk menemukan mayat-mayat dan dengan sengaja berusaha menghancurkan sistem kesehatan," kata al-Thawarta dalam sebuah konferensi pers.
"Penjajah Israel melakukan genosida dan membunuh orang dengan menyerang kamp-kamp pengungsi dan melakukan kejahatan biadab karena mereka terus menargetkan tempat-tempat di mana wanita dan anak-anak berkumpul. Tentara Israel terus menyerang Gaza utara dan berusaha mengubahnya menjadi tempat genosida."
Warga mengatakan pasukan Israel telah secara efektif mengisolasi Beit Hanoun, Jabalia, dan Beit Lahiya di ujung utara daerah kantong dari Kota Gaza, memblokir akses antara kedua daerah tersebut kecuali dengan izin bagi keluarga yang bersedia untuk mengindahkan perintah evakuasi dan meninggalkan ketiga kota tersebut.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan puluhan orang telah dikonfirmasi tewas dalam serangan di wilayah utara, dengan puluhan lainnya dikhawatirkan tewas di jalan-jalan dan di bawah reruntuhan rumah yang tidak dapat dijangkau oleh tim medis.
“Kami mati, kami tidak akan pergi”
Dikutip Reuters, banyak warga Jabalia yang memposting di platform media sosial: "Kami tidak akan pergi, kami mati, dan kami tidak akan pergi."
Bagian utara Gaza, yang merupakan rumah bagi lebih dari setengah dari 2,3 juta penduduk di wilayah tersebut, dibom menjadi puing-puing pada tahap pertama serangan Israel ke wilayah tersebut setahun yang lalu, setelah serangan 7 Oktober di kota-kota Israel oleh militan yang menewaskan 1.200 orang dan menangkap 250 sandera.
Setelah setahun serangan Israel yang menewaskan 42.000 warga Palestina, ratusan ribu warga kembali ke wilayah utara yang hancur. Israel mengirim pasukan kembali lebih dari seminggu yang lalu untuk membasmi para pejuang yang dikatakannya berkumpul kembali untuk melakukan lebih banyak serangan. Hamas menyangkal para pejuangnya beroperasi di antara warga sipil.
Operasi Militer Israel di seluruh Jalur Gaza
Reuters melaporkan eskalasi di Gaza utara terjadi bersamaan dengan serangan udara dan kampanye darat Israel yang besar di front terpisah di Lebanon selatan melawan Hizbullah, yang seperti Hamas adalah sekutu Iran.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu bahwa pasukan yang beroperasi di seluruh Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir telah menyerang sekitar 40 target dan menewaskan puluhan militan.
"Pasukan Divisi 162 terus beroperasi di wilayah Jabalia, pada hari terakhir pasukan menewaskan puluhan teroris dan menemukan bahan peledak, senjata, granat, dan alat perang lainnya di wilayah tersebut," katanya.
Sayap-sayap bersenjata Hamas, Jihad Islam, dan faksi-faksi lain yang lebih kecil mengatakan bahwa para pejuang mereka menyerang pasukan Israel di Jabalia dan daerah-daerah sekitarnya dengan roket-roket anti-tank dan tembakan mortir.
Tidak Ada daerah yang aman
Para pejabat Palestina dan PBB mengatakan bahwa tidak ada daerah yang aman di Gaza. Mereka juga menyuarakan keprihatinan atas kekurangan makanan, bahan bakar, dan pasokan medis yang parah di Gaza utara, dan mengatakan bahwa ada risiko kelaparan di sana.
Beberapa peluru tank mendarat di beberapa jalan di pinggiran Kota Gaza, Sheikh Radwan, di mana tank-tank tiba di tepi wilayah itu, kata penduduk, menyebarkan kepanikan di antara penduduk yang berada lebih jauh ke selatan.
Di Jalur Gaza selatan, pihak berwenang Israel membebaskan 12 orang Palestina yang ditahan selama serangan darat, kata pejabat perbatasan setempat. Para tahanan yang dibebaskan mengeluhkan penyiksaan dan perlakuan buruk selama berada dalam tahanan Israel, tuduhan yang dibantah oleh Israel.
Pilihan Editor: Israel Tingkatkan Pengerahan Tank ke Utara Jalur Gaza