Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kisah Imigran yang Terdampak Kebijakan Imigrasi Donald Trump

Donald Trump telah meningkatkan keamanan di wilayah perbatasan. Kondisi ini membuat imigran mempertimbangkan menggunakan jasa penyelundup manusia

24 Januari 2025 | 20.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sebanyak 21 orang tewas dalam kondisi hangus terbakar dalam sebuah pertikaian antar geng pengedar narkoba. Ke-21 jasad itu ditemukan tak jauh dari di sebuah sungai diperbatasan Meksiko - Amerika Serikat atau tempat Presiden Donald Trump ingin membangun tembok perbatasan. Sumber: NDTV.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah penunjukan Alex Diaz sebagai penerima suaka dibatalkan menyusul dilantiknya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat dan memberlakukan tindakan tegas pada imigran, Diaz, 23 tahun, mantan sopir bus, mulai mempertimbangkan hal yang sebelumnya sangat dia hindari, yakni masuk ke Amerika Serikat secara ilegal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak Trump mengakhiri program masuk secara legal di perbatasan yang diberlakukan Joe Biden, Trump telah meningkatkan keamanan di wilayah perbatasan. Kondisi ini membuat Diaz mempertimbangkan menggunakan jasa penyelundup manusia yang akan membawa dia masuk ke dalam wilayah Amerika Serikat lewat jalur tikus.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya tidak ingin masuk ke Amerika Serikat secara illegal. Namun Trump tidak bisa merampas ‘American dream’ milik saya,” kata Diaz. 

Dia menceritakan para penyelundup meminta biaya USD7 ribu (Rp112 juta) untuk membawanya ke Kota San Antonio, Texas atau 146 jauhnya dari Piedras Negras kota perbatasan Meskiko – Amerika Serikat. Saat ini yang masih menahan langkahnya adalah Diaz tidak tahu apakah saudaranya di Lousiana bisa menyediakan uang yang dibutuhkan dan kekhawatiran akan keselamatan Diaz karena melintasi rute-rute yang berbahaya. 

Sebagai bagian dari tindakan tegas Trump terhadap nasib para migran di perbatasan Amerika Serikat – Meksiko, pada Senin, 20 Januari 2025, miliarder itu menutup program CBP One yang digagas Biden. Program itu mengizinkan para migran di Meksiko menjadwal janji temu untuk mendapatkan suaka agar bisa secara legal melintasi perbatasan. 

Migran seperti Diaz sekarang menghadapi rute penyelundupan yang lebih mahal dan berisiko untuk sampai ke Amerika Serikat berdasarkan wawancara Reuters pada puluhan migran, seorang penyelundup dan otoritas di lembaga penegakan hukum.  
  
Sejumlah migran yang pada era Biden tertangkap melintasi perbatasan secara ilegal, banyak dari mereka lalu dibebaskan dan bisa melenggang ke Amerika Serikat sambil menunggu sidang imigrasi. Biden memberlakukan pembatasan pemberian suaka pada Juni 2024, di mana hal ini membuat pemerintahan Biden secara resmi ikut membuat penurunan tajam dalam penangkapan para migran.       
   
Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus