Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekalipun sudah puluhan tahun tinggal dan sukses berbisnis, bukan berarti dengan mudah mendapatkan status warga negara Swiss. Permohonan menjadi warga negara Swiss kerap terganjal lantaran peristiwa sehari-hari yang diabaikan atau dianggap sepele, bahkan karena gaya bicara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seperti baru-baru ini dialami pria Italia yang sudah 30 tahun tinggal di Swiss, namun aplikasinya ditolak untuk menjadi warga Swiss karena tidak menyadari ada dua hewan, serigala dan beruang hidup bersama di kebun binatang di kota tempat dia tinggal selama ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Keberadaan rusa dan beruang di kebun binatang Goldau merupakan satu dari sejumlah pertanyaan yang diajukan aparat berwenang di Arth, kota Schwyz, terhadap pria itu saat sesi wawancara.
Wawancara merupakan salah satu cara untuk mengetahui tentang sejauh mana seseorang berintegrasi dengan sekitar tempat tinggalnya.
Serigala dan beruang itu sudah hidup di lahan seluas 2 hektar di area kebun binatang Goldau selama 11 tahun. Beruang warna coklat itu berasal dari Suriah. Sedangkan serigala itu merupakan jenis serigala Eropa.
Tak hanya gagal mengenali keberadaan dua hewan itu, pria asal negara pizza yang sukses berbisnis di Swiss juga bermasalah dengan geografi kota tempat dia tinggal.
Pewawancaranya pun mengkhawatirkan tentang laporan pajak dan properti miliknya. Hanya saja meski muncul kekhawatiran itu, dia tidak dipanggil ke pengadilan atas dugaan pelanggaran itu.
Sebelumnya, seorang perempuan Irak yang sudah 20 tahun tinggal di Swiss, juga ditolak untuk menjadi warga Swiss lantaran memberikan jawaban dengan mengeluarkan kata "eh" sebanyak 200 kali.
Dua tahun lalu, Swiss menolak permohonan kewarganegaraan beberapa orang yang mengklaim dana kesejahteraan tiga tahun lalu. Permohonan sebagai warga negara Swiss akan mereka terima jika membayar kembali dana itu.
Kisah seru lainnya ketika permohonan pengajuan kewarganegaraan seorang perempuan Belanda yang hidup sebagai vegetarian ditolak sebanyak dua kali pada tahun 2017.
Penolakan itu didasari sikapnya yang dinilai terlalu menjengkelkan karena mendesak otoritas di desa Gipt-Oberfrick, tempat dia tinggal untuk tidak memasang lonceng di leher sapi.
Menurutnya, lonceng di leher sapi itu sebagai tindakan kejam terhadap hewan.
Perempuan Belanda ini telah tinggal di Swiss sejak dia berusia dewasa. Dia juga fasih berbahasa Swiss-Jerman dan anak-anaknya pun sudah menjadi warga negara Swiss.
Ini adalah beberapa peristiwa penolakan permohonan orang-orang untuk menjadi warga negara Swiss yang dinilai kontraversi selama bertahun-tahun. Meski begitu, orang-orang asing tak kapok untuk mengajukan permohonan jadi warga Swiss.