Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Konflik Terbaru Iran Irak Picu Kekhawatiran Memanasnya Timur Tengah

Serangan rudal Iran yang menargetkan sasaran di Irak utara memicu pertikaian yang tidak biasa antara negara-negara sekutu yang bertetangga tersebut

17 Januari 2024 | 13.35 WIB

Pemandangan bangunan yang rusak akibat serangan rudal, di Erbil, Irak, 16 Januari 2024. REUTERS/Azad Lashkari
Perbesar
Pemandangan bangunan yang rusak akibat serangan rudal, di Erbil, Irak, 16 Januari 2024. REUTERS/Azad Lashkari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan rudal Iran yang menargetkan sasaran di Irak utara memicu pertikaian yang tidak biasa antara negara-negara sekutu yang bertetangga tersebut pada Selasa. Baghdad menarik duta besarnya sebagai bentuk protes, sementara Teheran bersikeras bahwa serangan itu dimaksudkan untuk mencegah ancaman dari mata-mata Israel, Mossad.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Garda Revolusi Iran menyerang apa yang mereka sebut sebagai pusat spionase Israel di wilayah semi-otonom Kurdistan Irak, media Iran melaporkan pada Senin malam. Sementara pasukan elit Iran mengatakan mereka juga melakukan serangan di Suriah untuk melawan ISIS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Serangan tersebut tampaknya akan memperdalam kekhawatiran mengenai memburuknya ketidakstabilan di Timur Tengah sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober. Sejumlah sekutu Iran juga ikut terlibat dalam konflik tersebut dari Lebanon, Suriah, Irak dan kelompok pemberontak Syiah Houthi di Yaman.

Ada juga kekhawatiran bahwa Irak akan kembali menjadi arena konflik regional, setelah serangkaian serangan Amerika Serikat terhadap milisi terkait Iran yang juga merupakan bagian dari pasukan keamanan formal Irak. Serangan-serangan tersebut terjadi sebagai respons terhadap puluhan serangan terhadap pasukan AS di wilayah tersebut yang dilakukan sejak 7 Oktober.

Garda Iran mengatakan serangan Senin malam itu, serangan militer langsung pertama Iran di wilayah yang terkait dengan perang Gaza, merupakan respons terhadap “kekejaman” Israel terhadap beberapa komandannya dan pasukan sekutu Iran di Timur Tengah sejak konflik dimulai.

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengatakan serangan itu merupakan "agresi yang jelas" terhadap Irak dan perkembangan berbahaya yang merusak hubungan kuat antara Teheran dan Baghdad, media pemerintah melaporkan.

Dia mengatakan Irak mempunyai hak untuk mengambil semua tindakan hukum dan diplomatik yang diberikan kepadanya berdasarkan kedaulatannya. Sebagai protes, Irak menarik utusannya dari Teheran dan memanggil kuasa usaha Iran di Bagdad.

Serangan tersebut, yang terjadi di kawasan perumahan dekat konsulat AS di ibu kota Kurdistan, Erbil, digambarkan oleh PM Kurdi Irak Masrour Barzani sebagai "kejahatan terhadap rakyat Kurdi" yang menewaskan sedikitnya empat warga sipil dan enam lainnya luka-luka.

Pengusaha multijutawan Kurdi Peshraw Dizayee dan beberapa anggota keluarga termasuk di antara korban tewas, ketika setidaknya satu roket menghantam rumah mereka, kata sumber keamanan dan medis Irak.

Penasihat Keamanan Nasional Irak Qasim al-Araji membantah rumah itu adalah pusat mata-mata Israel.

“Untuk menanggapi klaim bahwa ada markas Mossad, kami mengunjungi tempat itu dan mengunjungi setiap sudut rumah ini, dan semuanya menunjukkan bahwa itu adalah rumah keluarga milik seorang pengusaha Irak dari Erbil,” katanya kepada wartawan.

Eskalasi di Timur Tengah

Juru bicara pemerintah Israel Avi Hayman mengatakan dia tidak akan berspekulasi, ketika ditanya pada konferensi pers tentang pernyataan Iran bahwa mereka menyerang situs Mossad.

“Apa yang akan saya katakan adalah Iran terus menggunakan proksinya untuk menyerang Israel di berbagai bidang. Kami mengutuk aktivitas Iran dan kami menyerukan masyarakat internasional untuk menentang Iran dan menyerukan perdamaian di kawasan,” katanya.

Membela serangan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan Teheran menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain, tetapi merupakan "hak sah Iran untuk mencegah ancaman keamanan nasional".

Selain serangan di Erbil, Garda mengatakan mereka menembakkan rudal balistik di Suriah dan menghancurkan “pelaku operasi teroris” di Iran, termasuk ISIS.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan di Iran bulan ini yang menewaskan hampir 100 orang dan melukai banyak orang di peringatan komandan tertinggi Qassem Soleimani.

Prancis menuduh Iran melanggar kedaulatan Irak dan Washington mengutuk serangan tersebut sebagai tindakan yang “sembrono”. Para pejabat AS mengatakan tidak ada fasilitas AS yang terkena serangan dan tidak ada korban jiwa di AS.

Iran, yang mendukung Hamas dalam perangnya dengan Israel, menuduh AS mendukung apa yang mereka sebut sebagai kejahatan Israel di Gaza. AS mengatakan pihaknya mendukung Israel dalam kampanyenya namun telah menyuarakan kekhawatiran mengenai jumlah warga sipil Palestina yang terbunuh.

Iran di masa lalu telah melakukan serangan di wilayah Kurdistan Irak, dengan mengatakan bahwa wilayah tersebut digunakan sebagai markas kelompok separatis Iran serta agen musuh bebuyutannya, Israel.

Baghdad telah mencoba mengatasi kekhawatiran Iran atas kelompok separatis di wilayah tersebut, dengan merelokasi beberapa anggotanya sebagai bagian dari perjanjian keamanan yang dicapai dengan Teheran pada 2023.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus