Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - India bergerak cepat menanggapi insiden jembatan ambruk di negara bagian Gujarat pada Ahad, 30 Oktober 2022. Jembatan itu dipenuhi oleh wisatawan. Hingga Senin pagi waktu setempat, 31 Oktober 2022, korban tewas dilaporkan sedikitnya mencapai 132 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perdana Menteri Narendra Modi, yang berada di negara bagian Gujarat untuk kunjungan kerja, mengatakan dia telah mengarahkan kepala menteri negara bagian untuk segera memobilisasi tim untuk operasi penyelamatan.
Pemerintah, dalam sebuah keterangan, menyatakan 50 personel angkatan laut dan 30 angkatan udara dipanggil untuk membantu tim penanggulangan bencana nasional untuk melacak orang hilang. Sementara sebuah tim beranggotakan lima orang ditunjuk untuk melakukan penyelidikan atas bencana tersebut.
Saat peristiwa itu terjadi, korban di lokasi kejadian jatuh ke sungai yang ada di bawahnya. Seperti dilansir Reuters, lusinan orang berpegangan pada kabel dan memutar di sisa-sisa jembatan untuk menyelamatkan diri. Tim darurat berjuang keras menyelamatkan mereka yang ada di atas Sungai Machhu, yang berada di kota Morbi. Kota tersebut terkenal sebagai pusat manufaktur keramik.
Beberapa dari mereka memanjat struktur yang rusak untuk mencoba menuju ke tepi sungai. Sementara yang lain berenang ke tempat yang aman. Sejumlah anak termasuk di antara para korban.
Salah satu korban selamat, Prateek Vasava, mengatakan kepada saluran berita berbahasa Gujarati bahwa dia menyaksikan beberapa anak jatuh ke sungai. Dia sendiri berenang ke tepi sungai setelah jatuh dari jembatan.
"Saya ingin menarik beberapa dari mereka bersama saya, tetapi mereka telah tenggelam atau hanyut," kata Vasava. Dia menambahkan, jembatan itu runtuh hanya dalam beberapa detik.
Atul Prajapati, petugas medis di rumah sakit pemerintah di dekat lokasi bencana, mengatakan pihaknya telah menemukan 81 mayat dan proses ritual terakhir telah dimulai. Puluhan orang juga disebut terluka.
Pihak berwenang mengatakan lebih dari 400 orang berada di dalam dan di sekitar jembatan gantung era kolonial itu pada saat ambruk. Menteri Dalam Negeri Harsh Sanghavi mengatakan lebih dari 150 orang berada di jembatan itu.
Jembatan itu telah menarik banyak wisatawan yang merayakan Diwali, atau festival cahaya, dan liburan Chhath Puja. Saksi mata yang menyebut namanya Sukram menduga jembatan runtuh karena kelebihan beban.
Pemimpin partai oposisi menuding pemerintah belum melakukan kajian teknis dan daya dukung secara menyeluruh atas jembatan itu sebelum dibuka untuk umum.
Adapun jembatan itu dibangun pada masa pemerintah kolonial Inggris pada abad ke-19. Jembatan dengan panjang 230 meter tersebut telah ditutup untuk renovasi selama enam bulan dan dibuka kembali untuk umum pekan lalu.
REUTERS