Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek pada Kamis, 9 Mei 2019. Langkah itu dilakukan Pyongyang berselang kurang dari sepekan setelah Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi uji coba penembakan sejumlah roket dan sebuah rudal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, menduga tindakan Korea Utara itu disebabkan pertemuan kedua di Hanoi, Vietnam, antara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang tak mencapai kata sepakat. Pertemuan yang dilakukan pada Februari 2019 lalu, gagal menemui kata mufakat soal penghentian program senjata nuklir dan rudal arsenal Korea Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Korea Utara tampaknya sudah tidak terikat lagi dengan kesepakatan di Hanoi," kata Presiden Moon, seperti dikutip dari reuters.com, Kamis, 9 Mei 2019.
Angkatan Bersenjata Korea Selatan mengatakan dua rudal ditembakkan dari area Kusong ke arah timur. Dua rudal itu terbang sejauh 420 kilometer dan 270 kilometer serta salah satunya mencapai ketinggian 50 kilometer sebelum akhirnya jatuh ke laut.
Sejumlah analis mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui jenis rudal apa yang ditembakkan Korea Utara itu. Yang Uk, peneliti senior dari Forum Pertahanan dan Keamanan Korea, mengatakan tak mudah menilai jenis rudal hanya dari seberapa jauh rudal itu bisa terbang.
Menurut Yang, Korea Utara telah kembali pada taktik semula sebelum perundingan dilakukan. Dia menduga Pyongyang menciptakan ketegangan dengan terus menembakkan rudal-rudal jarak pendek, namun hal ini terkadang tidak langsung membuat Amerika Serikat bereaksi.
Korea Selatan mengatakan pasca-penembakan dua rudal pada Kamis, 9 Mei 2019, Angkatan Bersenjata negara itu telah meningkatkan pemantauan dan keamanan untuk berjaga-jaga jika terjadi penembakan lagi. Militer Korea Selatan juga telah bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mendapat informasi tambahan jenis rudal apa yang digunakan Korea Utara.