Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang Filipina telah mengambil kotak hitam dari pesawat Angkatan Udara yang jatuh pada akhir pekan lalu. Insiden pesawat jatuh tersebut menewaskan lebih dari 50 orang, termasuk pilot pesawat C-130 tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Panglima Militer Cirilito Sobejana mengatakan kotak hitam pesawat jatuh telah diambil pada Senin, 5 Juli 2021. Kotak hitam itu diharapkan akan membantu penyelidik mendengarkan percakapan para pilot dan kru sebelum pesawat jatuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya berbicara dengan para korban selamat. Mereka mengatakan pesawat memantul dua hingga tiga kali dan zig-zag. Pilot berusaha mengangkat pesawat tapi sudah terlambat. Sayap kanan menabrak pohon,” kata Sobejana.
Sobejana mengatakan sebelum pesawat jatuh, tak ada yang melompat. Hal ini berbeda dengan keterangan saksi sebelumnya bahwa ada penumpang yang mencoba melompat ke tempat aman sebelum pesawat menabrak tanah.
Dia mengatakan bagian depan pesawat terbelah sehingga beberapa tentara memanfaatkan celah itu untuk melarikan diri. Tetapi korban yang pingsan, tak bisa keluar dari pesawat hingga akhirnya ikut terbakar.
Pesawat angkut Lockheed C-130 sedang membawa pasukan untuk memerangi pasukan pemberontak di Filipina selatan. Namun pesawat yang mengangkut 96 orang tersebut jatuh saat akan mendarat.
Korban tewas bertambah pada Senin menjadi 52 orang, termasuk tiga warga sipil yang ada di kebun, lokasi pesawat mendarat darurat. Dua dari 49 tentara yang terluka dalam kecelakaan itu meninggal karena luka-luka.
Juru bicara militer Edgard Arevalo mengatakan pesawat itu dalam kondisi sangat baik. Pesawat memiliki 11.000 jam terbang tersisa sebelum jadwal pemeliharaan berikutnya.
Pihak berwenang Filipina pada Senin telah memerintahkan penyelidikan insiden pesawat jatuh tersebut. "Kami bertekad untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden yang sangat tragis ini, karena menurut informasi yang tersedia pesawat mengikuti protokol yang ditentukan," kata Arevalo dalam konferensi pers, Senin, 5 Juli 2021.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte terbang ke sebuah kamp militer di selatan kota Zamboanga, untuk meninjau langsung lokasi kejadian setelah pesawat angkut militer C-130 kecelakaan pada hari Minggu. Kementerian Pertahanan Filipina mengatakan pesawat C-130 itu dalam kondisi baik saat terbang.
"Saya bersimpati dengan kalian. Saya sama sedihnya dengan kalian. Dan sebagai panglima tertinggi, saya paling terluka karena nyawa yang hilang," kata Duterte di pangkalan angkatan laut setelah memberi hormat pada peti mati yang terbungkus bendera nasional, dikutip dari Reuters, 6 Juli 2021.
Baca: Filipina Selidiki Insiden Pesawat Jatuh Milik Angkatan Udara
REUTERS | AL JAZEERA