Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - India sedang membangun bendungan untuk menutup pasokan air ke Kashmir yang dikuasai Pakistan sebagai balasan atas serangan bom bunuh diri 14 Februari di Pulwama yang menewaskan 40 tentara paramiliter India.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemboman di negara bagian India, Jammu dan Kashmir, diklaim oleh kelompok pemberontak bernama Jaish-e-Mohammed (JeM) yang beroperasi di Pakistan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Itu adalah serangan paling mematikan terhadap tentara India sejak pemberontakan Kashmir dimulai pada 1989.
India menuduh tetangganya tidak berbuat cukup banyak untuk mengendalikan gerilyawan ekstremis yang beroperasi di dalam perbatasannya sementara Pakistan menyangkal keterlibatannya.
Perang kata-kata terlontar dari kedua pihak, dan sekarang Menteri Sumber Daya Air India Nitin Gadkari mengatakan negaranya akan mengalihkan pasokan air dari sungai yang mengalir melalui Kashmir untuk digunakan di negara-negara India, dikutip dari laporan Russia Today, 23 Februari 2019.
Under the leadership of Hon'ble PM Sri @narendramodi ji, Our Govt. has decided to stop our share of water which used to flow to Pakistan. We will divert water from Eastern rivers and supply it to our people in Jammu and Kashmir and Punjab.
— Nitin Gadkari (@nitin_gadkari) February 21, 2019
Menteri Federal Pakistan untuk Sumber Daya Air Faisal Vawda juga menyerang dalam serangkaian tweet dengan mengecam aksi pamer kekuatan tentara Pakistan.
Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengambil pendekatan lebih tenang tetapi masih menekankan seberapa tinggi risiko konflik.
"Ini adalah tindakan perang dan setelah melihat semua pernyataan para pemimpin India yang tidak bertanggung jawab ini, saya telah menulis surat kepada sekretaris jenderal PBB yang memberitahukan kepadanya tentang ancaman India," katanya.
Sekretaris Kementerian Sumber Daya Air Pakistan Khawaja Shumail mengatakan akan mengajukan keberatan jika India melanggar Perjanjian Perairan Indus tahun 1960.
Perjanjian itu, yang diperantarai oleh kedua negara dengan mediasi Bank Dunia, untuk menjamin pasokan air tanpa hambatan dari sungai Chenab, Indus dan Jhelum ke Kashmir dan seterusnya ke wilayah Pakistan, dan tetap berlangsung meskipun telah terjadi tiga perang antara kedua negara sejak 1965.