Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MULA-mula ditemukan sebujur mayat dengan dada terbelah dan tanpa kepala. Lalu ada dugaan menteri pertahanan merencanakan sebuah kudeta. Itulah perkara yang kini asyik diikuti oleh 2,5 juta rakyat Liberia - negeri di pantai barat Afrika, penghasil bijih besi terbesar kedua di Afrika. Pekan ini Menteri Pertahanan Gray Allison bakal divonis pengadilan. Tuduhannya, itu tadi, ia dicurigai mempersiapkan sebuah kudeta lewat klenik. Ceritanya, akhir Maret lalu ditemukan mayat di tepi rel kereta api di pinggir Monrovia, ibu kota Liberia. Mayat itu mengenaskan: jantung dan kepalanya hilang. Polisi kemudian berhasil mengidentifikasi mayat itu sebagai Melvin Pyne, seorang polisi. Lebih jauh lagi, mayat ternyata korban kelompok ritual pemuja setan. Kelompok yang dikenal dengan nama juju itu kabarnya suka melakukan upacara sesaji. Itu tak menjadi soal bila yang dipersembahkan kepada yang mereka puja bukannya organ tubuh dan darah segar manusia, demikian tuduhan polisi. Tampaknya, tak sulit menemukan anggota juju di negeri yang mayoritasnya beragama Kristen dan Islam ini. Tak kurang dari 10 orang segera ditangkap. Yang kemudian menggegerkan negeri ini - didirikan oleh para budak hitam dari Amerika yang berhasil memerdekakan diri pada 1847 - di antara yang ditahan adalah Mayor Jenderal Gray Allison, menteri pertahanan, beserta istri. Sang menteri lalu diserahkan kepada mahkamah militer. Lembaga ketentaraan ini Juni lalu mencopot jabatan dan pangkat orang nomor dua di Liberia itu. Pasalnya, dalam sidang-sidang awal terungkap bahwa Allison, 39 tahun, menurut seorang dukun, lewat perkumpulan pemuja setannya itu berniat membunuh Presiden Samuel Kanyon Doe. Caranya, lewat guna-guna. Dukun yang menjadi saksi mengaku pernah menolak permintaan Allison agar dibuatkan ramuan tersebut. Ia, sebaliknya, malah menasihati sang menteri: ia dibandingkan Presiden Doe bagaikan telur ayam dibandingkan batu. Allison sendirilah yang bakal berantakan. Pekan lalu, di depan hakim militer, Allison membela diri. Kata dia, tuduhan terhadap dia fitnah semata. Ia tak murgkin mengkhianati Presiden Doe. Sebab, selama 9 tahun ini ia setia mendampinginya sebagai menteri pertahanan. "Mereka telah berbohong kepada Presiden," kata Allison. "Saya memohon pada Presiden agar menyelamatkan jiwa kami, saya dan istri." Soal kudeta, di negeri yang warganya berpenghasilan per kepala US$ 400 ini, sebenarnya bukan barang aneh. Samuel Doe sendiri naik jadi penguasa tertinggi lewat kudeta berdarah 9 tahun yang lalu. Setahun kemudian, 1981, 5 orang yang ia tuduh merencanakan makar dijatuhi hukuman mati. Pada 1985 ia berhasil menggagalkan upaya kudeta salah seorang jenderalnya dengan korban sekitar 600 orang tewas. Sejak itu Samuel Doe mencurigai partaipartai politik dan melarang gerakan mahasiswa. Pada 1986 ia memenjarakan pimpinan tiga partai oposisi yang mengadakan merjer. Kata Doe, tiga partai itu memang sah, tapi partai hasil merjer melanggar hukum, dan karena itu mesti didenda. Para pimpinan partai oposisi menolak, maka mereka ditahan. Hanya karena desakan negara-negara Barat yang tiap tahun memberikan bantuan kepada Liberia - antara lain AS, yang membantu US$ 42 juta pimpinan partai oposisi dibebaskan. Kemudian gerakan antikorupsi yang dilancarkan Doe lebih banyak dipakai alasan untuk memecat dan memenjarakan menteri-menterinya yang suka usil, mengkritik kepemimpinannya. Akan halnya Jenderal Allison, tampaknya ia memang bak telur menghantam batu. Benar atau tidak ia berusaha melakukan kudeta, kariernya tamat sudah, setidaknya selama Doe berkuasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo