Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kaisar Jepang, Naruhito, kini tengah mengunjungi Indonesia dalam rangka mempererat hubungan persahabatan antara kedua negara. Kunjungan ini akan dilakukan selama tujuh hari, sejak 17-23 Juni 2023. Dilansir Tempo, Jepang berharap jika kunjungan ini juga dapat menjadi kesempatan bagi masyarakat di dua negara untuk saling memahami satu sama lain, terutama dalam hal budaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kunjungan ini adalah lawatan pertama yang dilakukan oleh Kaisar Naruhito ke Indonesia. Dalam perjalanannya, ia didampingi oleh Permaisuri Owada Masako. Adapun beberapa lokasi yang akan dikunjungi Kaisar Naruhito adalah Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, bagaimana profil Kaisar Jepang Naruhito? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Profil Kaisar Naruhito
Dilansir nippon.com, Naruhito adalah Kaisar Jepang ke-126 yang lahir pada 23 Februari 1960. Ia merupakan putra pertama dari Kaisar Jepang ke-125, Akihito.
Sampai Naruhito berusia 28 tahun, kakeknya yang merupakan Kaisar Hirohito masih menduduki tahta. Hal ini pun membuat kehidupan awal Naruhito dengan sang ayah berbeda. Status Naruhito baru dinaikkan menjadi putra mahkota pada 1989 dan secara resmi diinvestasikan pada 23 Februari 1991. Hal ini terjadi setelah kakeknya, Kaisar Hirohito meninggal dan ayahnya naik tahta.
Akihito adalah putra mahkota sejak lahir. Alhasil, ketika ia menginjak usia 18 tahun, dia langsung disibukkan dengan tugasnya sebagai putra mahkota atau wakil Kaisar Hirohito. Hal ini juga yang membuat Akihito tidak dapat menghadiri Universitas Gakushuin, yang merupakan lembaga pendidikan tinggi anggota keluarga kekaisaran. Ia pun akhirnya hanya pergi kuliah ketika waktu memungkinkan.
Sementara itu, Naruhito adalah lulusan dari Universitas Gakushuin. Namun, saat ia mendaftarkan diri di program pascasarjana Gakushuin, ia sempat menghentikan studinya terlebih dahulu selama dua tahun (1983-1985) untuk meneliti transportasi laut di Merton College, Oxford, Inggris. Hal ini menjadikan Naruhito sebagai pewaris tahta Jepang pertama yang belajar di luar negeri.
Setelah penelitiannya selesai dan kembali ke Jepang, Naruhito pun menyelesaikan pendidikan program doktoralnya dalam bidang sejarah Jepang pada 1988. Ia juga memelihara hubungan dengan universitas tempatnya menimba ilmu dengan menjadi peneliti tamu pada 1992 dan mengajar di kelas sesekali.
Kehidupan Pribadi Kaisar Naruhito
Dilansir dari britannica.com, Kaisar Naruhito pertama kali bertemu calon istrinya, Owada Masako, pada 1986. Saat itu ia tertarik dengan Masako namun ragu-ragu untuk menjalin hubungan. Hal ini karena saat itu Masako hanya orang biasa yang merupakan diplomat di kementerian Luar Negeri pemerintah. Selain itu, Masako pun masih enggan untuk melepaskan karirnya yang sukses.
Setelah enam tahun berselang, akhirnya pada 1992 Masako menerima lamaran sang putra mahkota dan menikah pada Juni 1993. Mereka menikah dalam sebuah upacara yang dipublikasikan secara luas dan disiarkan ke seluruh dunia. Pada 2001, keduanya pun dikaruniai anak pertama, yakni Putri Aiko.
Setelah kelahiran Putri Aiko, Naruhito dan Owasa Masako menerima tekanan untuk melahirkan ahli waris laki-laki. Hal ini pun membuat putri mahkota mengalami stres berat dan membuat sang ibu harus fokus untuk kesembuhannya dan membiarkan sang ayah melakukan tugas negaranya seorang diri. Meski sempat terjadi diskusi untuk mengizinkan Aiko menjadi permaisuri, namun akhirnya perdebatan ini terselesaikan setelah kelahiran anak kedua mereka, Pangeran Hisahito.
Naruhito Naik Tahta
Pada Agustus 2016, Akihito mengumumkan keinginannya untuk turun tahta karena usia yang sudah lanjut. Ia pun mengubah Hukum Rumah Tangga Kekaisaran Tahun 1947 tentang mengizinkan suksesi kekaisaran hanya terjadi setelah kematian kaisar. Pada Desember 2017, Akihito mengumumkan secara resmi niatnya untuk turun tahta dan pemerintah Jepang mulai mempersiapkan penurunan tahta kekaisaran pertama dalam dua abad.
Pada 30 April 2019, Akihito mengundurkan diri dan Naruhito menjadi Kaisar Jepang yang baru pada tengah malam di 1 Mei 2019. Peralihan tahta ini pun menandai dimulainya periode Reiwa, sebutan untuk masa pemerintahan Naruhito yang berarti Harmoni Indah.
RADEN PUTRI