Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kru di Bandara Haneda Tokyo mulai membersihkan bangkai pesawat Japan Airlines yang hangus dari landasan pacu pada Jumat, 5 Januari 2024, ketika penyelidik berusaha mengambil perekam suara kokpit pesawat dan menemukan penyebab kecelakaan mematikan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jet penumpang Japan Airlines (JAL) bertabrakan dengan turboprop Penjaga Pantai di landasan pacu saat mendarat di Tokyo pada Selasa. Seluruh penumpang pesawat JAL yang berjumlah 379 orang berhasil menyelamatkan diri sebelum dilalap api, namun lima dari enam awak pesawat Penjaga Pantai tewas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dua ekskavator yang dilengkapi peralatan pemotong merobek sayap Airbus A350, sementara satu lagi mengangkat puing-puing dari dalam kabin yang terbakar ke dalam truk besar yang disaksikan oleh sekitar selusin personel yang mengenakan terusan putih dan topi keras.
Seorang pejabat dari Dewan Keselamatan Transportasi Jepang (JTSB) mengatakan perekam data penerbangan pesawat telah dikumpulkan awal pekan ini namun perekam suara kokpit masih belum diambil.
Para pejabat bertujuan untuk menyelesaikan pemindahan puing-puing tersebut pada 7 Januari dan akan dibawa ke hanggarnya, di mana pesawat tersebut akan diperiksa oleh Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, lapor stasiun televisi TBS.
Otoritas transportasi sedang menyelidiki keadaan yang menyebabkan pesawat Penjaga Pantai memasuki landasan tempat jet penumpang mendarat, sementara menurut laporan media, polisi sedang menyelidiki kemungkinan kelalaian profesional.
Kapten pesawat Penjaga Pantai, satu-satunya yang selamat, berada di bawah pengawasan setelah pihak berwenang merilis transkrip menara kendali yang menunjukkan bahwa dia diperintahkan untuk memasuki area penampungan dekat landasan sebelum kecelakaan terjadi.
Dia mengatakan dia memiliki izin untuk memasuki landasan pacu, kata Penjaga Pantai pada Rabu, meskipun tidak ada indikasi mengenai hal itu dalam transkrip.
Kapten menderita luka bakar parah akibat kecelakaan itu dan tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Pesawat Penjaga Pantai melakukan perjalanan darurat ketiga ke zona gempa dalam waktu 24 jam ketika tabrakan terjadi. Pada hari terjadinya kecelakaan, Haneda, bandara tersibuk ketiga di dunia, beroperasi penuh, kata pihak berwenang.
Pihak berwenang baru saja memulai penyelidikan dan pakar penerbangan mengatakan biasanya kegagalan beberapa pagar pengaman menyebabkan kecelakaan pesawat bisa terjadi.
Pesawat Penjaga Pantai berada di landasan selama 40 detik sebelum kecelakaan, lapor outlet berita lokal.
Seorang pejabat Biro Penerbangan Sipil mengatakan mereka mengetahui laporan tersebut tetapi belum mengonfirmasikannya. “Kami sedang memeriksanya saat ini,” kata pejabat itu.
Pejabat keselamatan penerbangan AS akan memberikan bantuan kepada Jepang dalam pembacaan perekam pesawat untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang penyebab tabrakan mematikan itu, menurut kepala regulator transportasi utama AS.
Tabrakan ini menandai pertama kalinya sebuah pesawat ringan modern terbakar dan dipandang sebagai uji coba seberapa baik pesawat komposit karbon generasi baru mampu mengatasi bencana kebakaran.
REUTERS
Pilihan Editor: Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing